Rabu 26 May 2010 03:59 WIB

Soal Defisit Anggaran, Pemerintah tak Peduli Kritikan DPR

Red: Budi Raharjo
Agus DW Martowardojo
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Agus DW Martowardojo

EKBIS.CO, JAKARTA--Pemerintah tak bergeming dengan usulan defisit anggaran 2011 yang telah disusunnya. Menteri Keuangan, Agus DW Martowardojo, tak bersedia menurunkan defisit itu seperti diinginkan DPR.

Defisit pada 2011 masih diproyeksikan sebesar 1,7 persen dari total Produk Domestik Bruto. ''Mengenai defisit anggaran 2011 kami harap di kisaran 1,7 persen, lebih baik dibanding 2,1 persen sekarang,'' ujar Agus usai sidang Paripurna Pandangan Fraksi DPR tentang Kerangka Asumsi Makro dan Kebijakan Fiskal 2011, di Jakarta, Selasa (25/5).

Adanya defisit tidak terlepas dari meningkatnya belanja negara dan terbatasnya pembiayaan. Belanja diproyeksikan sebesar Rp 1.204,9 triliun atau mengalami peningkatan dari sebelumnya Rp 1.126,1 triliun pada APBN Perubahan 2010. Sementara, pendapatan negara tahun 2011 direncanakan sebesar Rp 1.086,7 triliun atau mengalami peningkatan 9,5 persen dari perkiraan pendapatan negara APBN P 2010 sebesar Rp 992,4 triliun.

Dari total itu Rp 839,9 triliun berasal dari perpajakan sedangkan sisanya dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan hibah. Dengan konfigurasi kebijakan fiskal itu, maka defisit anggaran padan tahun 2011 diproyeksikan sebesar Rp 118,3 triiun atau mencapai 1,7 persen dari produk domestik bruto.

Meski defisit, menurut Menkeu, pemerintah akan berupaya meningkatkan pendapatan tidak melalui pinjaman baru maupun obligasi.. Pemerintah berusaha meningkatkan penerimaan melalui sektor pajak. ''Tax ratio itu 11,9-12 persen, padahal fraksi minta 13 sampai 16 persen. Jadi saya mohon dukungan agar reformasi birokrasi kita tetap berlanjut dan membuat penerimaan negara terus meningkat,'' imbuhnya.

Sebelumnya, dalam sambutannya, mayoritas fraksi di DPR menilai defisit anggaran itu masih terlalu tinggi. Defisit dinilai hanya akan membuat utang pemerintah terus bertambah. Karena itu, DPR meminta agar defisit itu diperkecil lagi.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement