EKBIS.CO, JAKARTA--Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Selasa (22/6) pagi, turun 10 poin, setelah mengalami kenaikan yang cukup tajam hingga mendekati angka Rp9.000 per dolar. Kenaikkan didorong aktifnya pelaku pasar membeli rupiah.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah menjadi Rp9.020,00-Rp9.030,00 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.010,00-Rp9.020,00. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, mengatakan, rupiah hanya terkoreksi tipis dalam perdagangan hari ini setelah mengalami kenaikan cukup tajam.
Melemahnya rupiah terutama disebabkan aksi lepas pelaku pasar, namun pelaku terlihat agak hati-hati untuk melepas rupiah dalam upaya mencari untung, katanya. Faktor utama tertekan rupiah, menurut dia, karena Bank Indonesia (BI) masuk pasar untuk menahan kenaikan rupiah yang berlanjut.
BI khawatir rupiah apabila menembus angka Rp9.000,00 per dolar, maka akan terus bergerak naik, ucapnya. Posisi rupiah, lanjut dia saat ini sangat bagus, akibat masuknya dana asing ke pasar uang dalam jumlah yang besar.
"Kami memperkirakan peluang rupiah untuk naik lagi masih besar, sekalipun BI akan terus menjaganya di pasar," ucapnya. Ekonom dari Standard Chartered Bank, Fauzi Ichsan, mengatakan, rupiah akan dapat berada di bawah angka Rp9.000,00 per dolar, karena faktor positif pasar makin kuat.
Apalagi dana asing yang masuk ke pasar makin besar, setelah adanya isu bahwa kawasan Asia merupakan faktor pendorong pertumbuhan ekonomi global, katanya. Oleh karena itu, menurut dia, pemerintah harus dapat mengantisipasi masuknya dana asing agar dapat dialihkan dari jangka pendek ke jangka panjang, tambahnya.