EKBIS.CO, TORONTO--Para pemimpin negara di konferensi tingkat tinggi (KTT), G20 di Toronto, Kanada, 27 Juni, menyepakati untuk memotong anggaran defisit tanpa menggoyang pertumbuhan ekonomi.
Tuan rumah pertemuan, Perdana Menteri Stephen Harper, mengatakan anggota terkaya grup tersebut harus sudah memangkas setengah anggaran defisit dalam tiga tahun ke depan. Sejumlah kuli tinta juga mencatata, bahwa negara-negara utama dalam G20 telah berkomitmen dengan target tersebut, bahkan sebelum KTT digelar.
"Proposal pengajuan dana global di perbankan mengalami kemerosotan," ujar Harper. "Alih-alih, dana itu akan disisakan untuk negara-negara secara individu," imbuhnya.
Ia juga mengatakan hutang pemerintah, sesuai dengan proporsi ekonomi yang sehat, paling sedikit harus bertahan di angkat yang sama atau lebih baik mengalami tren penurunan hingga 2016 mendatang.
Tumbuh Kekhawatiran
Sementara itu, terjadi perdebatan dan perbedaan pandangan terkait kerangka waktu pemotongan anggaran defisit antara negara maju dan negara berkembang.
Presiden Barack Obama mengingatkan pula risiko pemotongan anggaran besar dalam waktu cepat. Ia mencemaskan kemungkinan kerusakan terhadap pertumbuhan ekonomi global.
Namun, anggota dari negara Eropa, termasuk Inggris, Prancis dan Jerman, telah melakukan gerakan pemangkasan anggaran defisit publik, terlepas tentangan dari AS, yang mengharapkan menjalankan program pemotongan pada akhir 2010.
Sedangkan negara-negara dengan kekuatan ekonomi baru, seperti Argentina dan Brasil, mencemaskan pemotongan anggaran akan mencederai ekonomi negara-negara yang bergantung pada ekspor. "Bila itu dilakukan di negara maju akan memperburuk situasi," ujar Menteri Keuangan Brasil, Guido Mantega.
"Pasalnya, alih-alih menstimulus pertumbuhan dengan perhatian lebih besar pada kebijakan fiskal, ketika mereka menjadi eksportir, mereka akan mengubah pula biaya jual pada kami," ungkapnya.
Di luar lokasi pertemuan di pusat kota Toronto, polisi dan pengunjuk rasa bentrok pada hari kedua pertemuan tersebut. Perusahaan Penyiaran Kanada melaporkan polisi menembakkan peluru karet untuk memecah kerumunan masa sekitar 150 orang. Polisi dikabarkan telah menahan pula sejumlah lebih dari 500 orang selama akhir pekan lalu.