EKBIS.CO, JAKARTA--Pemerintah berjanji menjamin keselamatan dan keamanan masyarakat yang menggunakan bahan bakar elpiji terutama kemasan tabung 3 kg yang akhir-akhir ini sering terjadi kecelakaan. Menteri ESDM, Darwin Saleh di Jakarta, Jumat (2/7) mengatakan, program konversi minyak tanah ke elpiji kemasan tabung 3 kg yang dimulai sejak 2007 lalu sudah berjalan sukses dan mampu menghemat anggaran negara hingga triliunan rupiah.
"Kini saatnya, kami mendampingi dan memberikan perlindungan keselamatan dan keamanan kepada para pengguna elpiji," katanya. Menurut dia, pihaknya bersama kementerian dan instansi lain akan bergerak cepat menangani insiden akibat program konversi elpiji.
Ia mengatakan, pemerintah akan melanjutkan dan meningkatkan sosialisasi pemakaian bahan bakar elpiji yang aman. "Sosialisasi akan lebih ditingkatkan terutama di televisi," ujarnya.
Darwin mengatakan, peningkatan sosialisasi perlu dilakukan mengingat bahan bakar elpiji memang membutuhkan penanganan yang ekstra hati-hati dan cermat. Apalagi, banyak pengguna elpiji 3 kg cenderung tidak berhati-hati dan mempunyai tempat tinggal dengan ventilasi yang kurang memadai.
Selain itu, lanjutnya, pemerintah yang dikoordinasikan Kantor Menko Kesejahteraan Rakyat akan menyediakan selang, regulator, dan katup dengan harga pabrik di pangkalan dan agen elpiji. "Mudah-mudahan dengan upaya-upaya intensif yang dilakukan, insiden tabung elpiji meledak sudah tidak terjadi lagi," katanya.
Sementara itu, di tempat terpisah, Dirut PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan juga meminta, para pengguna elpiji lebih berhati-hati memperhatikan keselamatan dan keamanan saat menggunakan elpiji. "Sangat penting diperhatikan cara-cara pemakaian elpiji yang benar dan aman," katanya saat memberikan santunan sebesar Rp54 juta kepada keluarga korban kebakaran akibat elpiji 3 kg di Cilandak Barat, Jakarta Selatan.
Nilai santunan tersebut diberikan masing-masing sebesar Rp27 juta kepada dua keluarga yakni Yadhi dan Sugiharto. "Saya atas nama pribadi dan Pertamina turut prihatin. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan," ujar Karen.
Sebelumnya, ledakan yang diduga akibat kebocoran elpiji terjadi di Kelurahan Cilandak Barat, Jakarta Selatan pada 18 Juni lalu. Akibat kejadian itu Yadhi dan Sugiharto yang berdagang pecel lele, meninggal dunia.