EKBIS.CO, JAKARTA--Dewan Komisaris PT Pertamina EP meminta direksi lebih meningkatkan kinerja "health, safety and environment" (HSE) atau kesehatan, keselamatan, dan lingkungan sebagai persiapan menjadi perusahaan kelas dunia. Direktur Hulu PT Pertamina (Persero) Bagus Setiardja dalam siaran pers di Jakarta, 9 Juli, mengatakan, HSE merupakan bagian penting dari rencana ekspansi Pertamina di sektor hulu migas, baik di dalam maupun luar negeri.
"Pertamina EP sebagai anak perusahaan Pertamina telah menunjukkan kinerja memuaskan baik dari sisi penemuan cadangan baru dan peningkatan produksi pada semester pertama tahun 2010. Prestasi ini harus didukung dengan implementasi HSE yang baik," ujarnya. Pernyataan itu dilontarkan Bagus menyusul keputusan Dewan Komisaris Pertamina EP menonaktifkan sementara Dirut, Salis Aprilian, akibat serangkaian kecelakaan kerja selama enam bulan belakangan ini. Salis dinonaktifkan sementara sebagai Dirut Pertamina EP selama satu bulan terhitung sejak 2 Juli 2010.
Pada semester pertama 2010, Pertamina EP mencatat produksi rata-rata 130.600 barel per hari atau lebih tinggi dari target produksi tahun 2010 yang ditetapkan 128.000 barel per hari. Bahkan, pada bulan Juni, produksi harian Pertamina EP sempat menembus 140.000 ribu barel.
Bagus mengatakan, di tengah peningkatan produksi tersebut, pada semester pertama 2010, Pertamina EP mengalami tiga kecelakaan kerja yang berada di luar kontrol manajemen. Ketiga peristiwa kecelakaan kerja tersebut telah menyebabkan enam orang meninggal dunia yang terdiri dari lima orang pekerja kontraktor dan satu orang pekerja Pertamina EP.
Dewan Komisaris Pertamina EP menonaktifkan Salis selama satu bulan untuk fokus membuat laporan lengkap kecelakaan tersebut dan menyempurnakan program HSE termasuk memberi tindakan kepada pekerja Pertamina EP dan kontraktor yang terkait kejadian ini. "Dengan demikian diharapkan kinerja HSE Pertamina EP dapat ditingkatkan," kata Bagus.
Sebelumnya, Salis menerima keputusan penonaktifan dirinya sebagai bentuk tanggung jawab atas kepemimpinannya.. "Saya mengambil tanggung jawab ini di pundak saya selaku pimpinan tertinggi, meski kejadian ini di luar kendali saya, agar tidak terjadi lagi hal yang sama atau bahkan lebih buruk lagi," katanya.
Ia mencontohkan, satu orang jatuh dari atas jendela kantor setinggi 2,5 m sewaktu memperbaiki AC. Pekerja itu diduga akibat tersengat listrik hingga menyebabkan gagal jantung. Selanjutnya, empat orang masuk tanki tanpa diperintah dan ternyata kekurangan oksigen hingga menyebabkan kematian serta satu orang tertimpa tanki semen yang roboh.