EKBIS.CO, JAKARTA--Terbatasnya produksi dan rendahnya kualitas sayur-mayur dan buah-buahan (hortikultura) dalam negeri menjadikan tingginya volume impor ketimbang ekspor. Selain itu, para petani lebih memilih menjual hasil panenannya ke pasar dalam negeri.
"Impor sayur-mayur dan buah-buahan lebih besar karena produksi kita masih pas-pasan. Dengan kata lain, masih belum surplus sehingga hanya mencukupi kebutuhan pasar dalam negeri," kata Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Ahmad Dymiati, Kamis (15/7) di Jakarta.
Ia juga menambahkan adanya pandangan dari para petani bahwa menjual hasil taninya di dalam negeri lebih menguntungkan. Oleh sebab itu, ujar Ahmad, volume ekspor sayur-mayur dan buah-buahan masih kalah jauh dengan impor yang ada.
"Secara umum, baik dari segi keuntungan dan harga, di dalam negeri lebih menguntungkan. Bisa dikatakan lebih mudah dibandingkan menjual hasil tani ke pasar internasional," papar Ahmad.
Kendatipun volume ekspor masih rendah, ia mengatakan Kementerian Pertanian akan berupaya untuk menyeimbangkan volume impor dan ekspor sayur-mayur dan buah-buahan. Ahmad menandaskan jalan keluar yang bisa diambil dalah meningkatkan produksi dan kualitas sayur-mayur dan buah-buahan.
Selama ini, ia menyebutkan, sayur-mayur dan buah-buahan yang diproduksi para petani dalam negeri diekspor ke negara-negara ASEAN, Cina, Jepang, dan Timur Tengah. Ahmad mengungkapkan beberapa hasil holtikultura yang diekspor adalah pisang, nanas, manggis, kentang, bawang merah dan benih.
Sepanjang semester I 2010, total realisasi volume ekspor mencapai sebesar 77,6 juta kilogram, dengan nilai ekspor mencapai 80,654 juta dolar AS. Sementara itu, untuk realisasi volume impor total mencapai 367,1 juta kilogram, dengan nilai impor mencapai 271,4 juta dolar AS.