EKBIS.CO, JAKARTA -- Sejumlah pengamat ekonomi memproyeksikan inflasi pada Juli dapat tembus hingga diatas satu (1) persen. Tingginya angka inflasi bulanan itu disebabkan oleh belum turunnya harga komoditas pangan.
Kepala Ekonom Danareksa Research Institute Purbaya Yudhi Sadewa memperkirakan inflasi pada Juli sebesar 1.4 persen. Sehingga mendorong laju inflasi year on year menjadi 6.05 persen. Sementara laju inflasi Januari - Juli menjadi sekitar 3,82 persen. "Harga pangan masih memberikan kontribusi yang cukup besar," ujar Purbaya, Ahad (1/8).
Dia mencontohkan, seperti cabai meski harganya telah turun tapi tetap tinggi. Kemudian beras, daging dan telur ada kecenderungan naik. Selain komoditas pangan,lanjut Purbaya, sektor pendidikan turut mendorong tingginya inflasi. Masuknya tahun ajaran baru menjadi penyebab naiknya kontribusi pendidikan.
Purbaya pesimis target 5,3 persen dapat tercapai. Kecuali jika pemerintah melakukan tekanan terhadap komoditas harga pangan. Seperti menggencarkan operasi pasar. "Agaknya sulit 5,3 persen itu dapat diraih," terangnya.
Ekonom Indef Ahmad Erani Yustika memproyeksikan inflasi sepanjang Juli 2010 antara 1,0 sampai 1,02 persen. Angka ini lebih tinggi dari Inflasi Juni yakni sebesar 0,97 persen. Senada dengan Purbaya, Erani menilai inflasi pada Juli disebabkan oleh tingginya harga komoditas pangan seperti Cabai dan Beras.
Untuk beras, lanjut Erani, permasalahanya karena pasokan yang berkurang khususnya ke luar jawa. Sementara soal cabai lebih disebabkan oleh ulah spekulan dan distribusi pasokan. Selain pangan, ekspektasi kenaikan TDL juga menjadi salah satu pendorong inflasi.
Menurutnya sampai dengan akhir tahun tekanan inflasi akan terus terjadi. Hal ini terutama karena adanya faktor musiman baik bulan puasa dan lebaran. Disamping ada kemungkinan kenaikan harga minyak mentah dunia pada September - Oktober yang mempengaruhi dalam negeri.
Erani pesimis dengan angka inflasi saat ini pemerinta dapat mencapai target yang ditentukan yakni 5,3 persen. Bahkan, menurutnya inflasi pada tahun 2010 dapat tembus hingga enam persen.
Besarnya kontribusi komoditas pangan, jelas dia, meencerminkan ketidakmampuan pemerintah dalam mengelola stabilitas harga. Ditambah dengan kecerobohan pemerintah dalam menaikan tarif dasar listrik (TDL). "Terbukti pemerintah tidak mampu mengelola," tegasnya.
Sementara itu Kepala Ekonom Bank Mandiri Mirza Adityaswara memprediksika inflasi Juli 1.02 persen sedangkan year on year 5,65 persen. Dengan demikian inflasi Januari sampai Juli diproyeksikan mencapai 3,46 persen.
Sebelumnya Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Halim Alamsyah memproyeksikan inflasi pada bulan ini cenderung diatas satu persen. Meski demikian laju inflasi pada 2010 diperkirakan masih dalam range 5 plus minus 1 persen. "Bulan ini memang ada kecenderungan diatas satu persen," ujar nya.
Inflasi tahun ini, lanjutnya, masih dengan sesuai target yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut Halim jika dibandingkan dengan 10 tahun yang lalu Inflasi kini lebih jinak. Pada waktu itu inflasi bisa mencapai angka double digit. "Sekarang ini kita harapkan antara lima sampai dengan enam persen, dan kita harap tidak lebih tinggi dari itu," kata Halim.