Kamis 05 Aug 2010 04:22 WIB

Bulog Ingin Kuasai 10 Persen Beras Premium

Rep: EH Ismail/ Red: Krisman Purwoko

EKBIS.CO, JAKARTA—-Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) ingin meningkatkan kapasitas fungsi komersial untuk komoditas beras premium. Penguasaan terhadap beras kelas super tersebut diharapkan dapat menjaga kestabilan harga serta turut mengendalikan laju inflasi.

Direktur Utama Perum Bulog, Sutarto Alimoeso, mengatakan, selama ini fluktuasi harga beras premium turut menarik fluktuasi harga barang-barang lainnya di pasar. Bila harga beras premium naik, maka komoditas lain akan terpicu naik pula.

Dengan nilai strategis beras sebagai salah satu pendorong utama terjadinya inflasi, kata Sutarto, maka harus ada buffer stock untuk mengendalikan ‘keliaran’ harga beras premium.“Setidaknya 10 persen (dari volume beras premium yang ada di pasar, red) saja kita bisa punya stok beras premium, itu sudah cukup untuk mengendalikan harga,” ujar Sutarto kepada Republika, Rabu (4/8).

Dia melanjutkan, selama ini Bulog telah melakukan pengadaan beras medium dengan jumlah sekitar delapan sampai 10 persen beras premium yang ada di pasar. Dengan volume pengadaan seperti itu, terbukti Bulog bisa menjadi katalisator terhadap harga beras premium. “Karena begitu ada kenaikan harga yang signifikan, kita langsung operasi pasar. Tapi untuk beras premium belum bisa kita lakukan, kan stoknya juga nggak ada,” jelas Sutarto.

Dengan menguasai 10 persen beras premium, Sutarto yakin Bulog bisa menjual harga beras super tersebut di bawah harga pasar. Bila kini harga beras premium berkisar di harga Rp 6.700 per kilogram, Bulog optimistis bisa menjualnya dengan harga Rp 6.300 per kilogram. “Contohnya sudah ada seperti yang dilakukan Pemda Nusa Tenggara Barat, sehingga kami yakin ke depan strategi ini dapat menekan angka inflasi akibat beras.”

Sutarto mengakui, dirinya sudah mengkordinasikan dan mengkomunikasikan keinginan pengadaan beras premium kepada Menteri Kooordinator Bidang Perekonomian, Hatta Radjasa. Secara prinsip, Hatta menyambut baik dan mengizinkan langkah bisnis Bulog tersebut.

Hanya saja, kata Sutarto, Hatta mengingatkan jika fungsi pengadaan untuk cadangan beras nasional dan penyaluran beras untuk rakyat miskin tetap menjadi prioritas pokok Bulog. “Tentu prinsip yang sama akan kita lakukan untuk beras premium, kan memang tujuan kita bukan bisnis semata tapi juga fungsi stabilisasi harga,” tegas Sutarto.

Pengamat pertanian dari Universitas Gadjah Mada, Profesor Mohammad Husein Sawit, mengatakan, pengadaan beras premium Bulog sejatinya sudah bisa dilakukan dari sekarang. Terlebih, saat ini musim gadu akan memasuki masa panen. Biasanya, produksi gabah pada musim gadu (musim kedua) berkualitas bagus dengan harga jual yang lebih tinggi.

Bila Bulog menyerap beras premium dari produksi musim gadu, lanjut Husein, maka Bulog bisa turut menjamin kestabilan harga beras premium pada periode paceklik atau bulan Desember sampai Februari mendatang. “Kisaran Desember sampai Februari itu biasanya harga beras baik karena paceklik, nah kalau Bulog ikut mengadakan beras premium hasil musim gadu maka bisa ikut menstabilkan harga,” ujar Husein.

Kendati demikian, Husein melanjutkan, peningkatan fungsi komersial Bulog terhadap beras premium hendaknya tidak memakai pendekatan bisnis yang mencari keuntungan semata. Semangat yang harus dikedepankan, kata Husein, selayaknya sama dengan pengadaan beras kualitas medium.“Artinya bisnis beras premium Bulog bukan untuk cari untung, tapi untuk melaksanakan fungsi PSO (Public Service Obligation)-nya.”

Dari sisi anggaran, Husein melanjutkan, Bulog juga tidak mengalami kendala untuk membeli beras kualitas premium. Sama seperti halnya pengadaan beras medium, Bulog bisa mendapatkan kucuran dana dari bank hanya dengan menyertakan surat jaminan penyaluran beras. “Jadi tidak memakai anggaran negara, bank banyak yang mau kucurkan kredit ke Bulog karena ada surat jaminan dari pemerintah,” imbuh Husein.

Anggota Komisi IV DPR dari Fraksi PKB, Anna Mu’awanah, sepakat dengan Husein. Ke depan, sebaiknya Bulog memang turut mengambil peran dalam tata niaga beras premium. “Sehingga stabilitas harga beras benar-benar bisa terjaga,” tandas Anna.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement