EKBIS.CO,
JAKARTA -- Pemerintah mewaspadai gangguan distribusi bahan makanan yang mendorong gejolak harga pada bulan puasa dan lebaran. Pasalnya, pemerintah menilai dari sisi produksi sampai dengan hari raya nanti tidak ada masalah.
"Kalau dari segi produksi sampai puasa dan lebaran tidak ada masalah. Karena stok lebih dari cukup. Bahkan sampai akhir tahun tidak ada masalah stok. Jadi yang harus kita pastikan sekarang adalah masalah distribusi dan mewaspadai gejolak harga," ujar Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu, usai Rakor Ketahanan Pangan di kantor Menko Perekonomian Rabu (11/8) sore.
Menurut Mari khusus beras pemerintah menerapkan kebijakan operasi pasar untuk meredam kenaikan harganya. Kemudian dengan mempercepat penyaluran beras untuk masyarakat tidak mampu (raskin). Disebutkan Mari, data terakhir penyaluran raskin pada Agustus telah mencapai 87 persen. "Kita mengharap bisa stabilkan harga beras," katanya.
Selain beras, menurut Mari kenaikan juga terjadi pada daging, ayam dan telur. Untuk ayam dan telur trennya sama dengan tahun lalu (Juni -Juli ) mengalami kenaikan. Namun pada Agustus ini biasa akan cenderung turun seiring dengan peningkatan stok.
Sementara kalau daging, lanjut Mari, stok sampai puasa dan lebaran nanti cukup. Hanya saja ada kekhawatiran persediaan sampai akhir tahun. "Ini kan kekhawatiran sampai akhir tahun kita juga sudah membahas tadi bagaimana sampai akhir tahun stok cukup baik untuk sapi lokal maupun frozen daging sapi maupun sapi hidup," papar Mari.
Jikapun perlu ditambah melalui impor, kata Mari, maka membuntuhkan waktu tiga bulan untuk proses penggemukannya. "Jadi itu akan dievaluasi sesegera mungkin. Kalau perlu ditambah, ada penambahan untuk menjamin pasokan sampai akhr tahun. Dengan demikian kita perkirakan harga daging akan stabil,"jelasnya. '
Menurut Mari kenaikan daging tidak hanya terkait dengan hari pertama puasa. Karena memang sudah meningkat beberapa saat sebelumnya. Namun biasanya harga akan kembali turun. "Mungkin ada pengaruhnya pada hari pertama puasa. Tapi biasanya turun , kita lihat besok-besok," tukasnya.
Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi menambahkan masalah kenaikan harga pada daging lebih karena faktor distribusi. Untuk mengatasi masalah ini pemerintah akan melakukan berbagai upaya. Pertama, pemerintah akan menginformasikan stok daging yang ada di kantong-kantong produksi.
Kedua, penyediaan transportasi kereta api pengangkut ternak hingga lebaran. "Kalau sekarang diprioritaskan di peneumpang. Kita usulkan pengangkutannya hingga lebaran, bukan H-7,H+7," jelasnya.Ketiga, lanjut Bayu, pemerintah akan melakukan operasi pasar dan pasar murah untuk daging sapi. Pasar murah ini rencananya akan dilakukan di 10 provinsi, masing-masing provinsi bisa 4-5 titik. "Jadi sekitar 50 titik," tegasnya.
Menurut Bayu sampai sekarang belum kekurangan stok daging sapi. Berdasarkan data kementerian pertanian, produksi terbesar berada di Jawa Barat yaitu 1,38 juta ton, Jawa Tengah sebanyak 870.000 ton,lalu Jawa Timur sebanyak 822.000 ton.
Adapun pemerintah juga mewaspadai faktor anomali cuaca yang bisa mengganggu sejumlah panen. Dijelaskan oleh Mari cuaca kemarau basah diperkirakan akan berlangsung sampai dengan September. Kemudian masuk pada musim penghujan. Salah satu kebutuhan pokok yang perlu diwaspadai yakni Gula.