EKBIS.CO, JAKARTA--Asosiasi pelaku usaha biro perjalanan wisata Indonesia, ASITA mengeluhkan kenaikan tarif penerbangan yang mencapai 300 persen selama libur lebaran tahun ini."Kenaikan tarif penerbangan sudah seperti tidak terkontrol lagi karena sudah mencapai 300 persen dari tarif hari biasa," kata Ketua ASITA (Association of Indonesia Tour & Travel Agents) DIY, Edwin Ismedi Himna, di Jakarta, Sabtu.
Kenaikan tarif penerbangan itu, kata Edwin, menyebabkan sejumlah calon wisatawan khususnya ekspatriat membatalkan perjalanan wisata mereka di Indonesia.
Selain itu, ada beberapa grup turis asing yang mengalihkan perjalanan wisata ke negara tetangga atau bahkan membatalkan perjalanannya ke Indonesia."Sebagian besar dari mereka sudah memesan hotel, membeli paket wisata, tapi harga tiket pesawat sangat tinggi sehingga banyak yang memilih untuk batal," katanya.
Edwin Ismedi mencontohkan, selama libur lebaran harga tiket pesawat Jakarta-Yogyakarta mencapai Rp900.000-Rp1.200.000, dari harga normal Rp300.000.Pembatalan perjalanan turis tersebut menyebabkan Indonesia kehilangan potensi untuk menjaring lebih banyak wisatawan mancanegara (wisman) melancong ke tanah air.
Oleh karena itu, pihaknya meminta pemerintah menetapkan regulasi yang jelas termasuk memberi batas atas dan batas bawah bagi tarif penerbangan di Indonesia sehingga kenaikan tarif dapat diprediksikan dan tetap dalam batas yang wajar."Kami menyadari hukum ekonomi memang berlaku dalam keadaan libur lebaran, di mana permintaan naik tinggi tapi penawaran tetap, otomatis harga tiket akan naik," katanya.
Namun, kenaikan yang mencapai 300 persen khususnya untuk penerbangan Jakarta-Yogyakarta selama libur lebaran dinilainya sudah di luar batas toleransi.Menurut dia, perusahaan penerbangan harus bisa menyadari bahwa yang melakukan perjalanan tidak hanya pemudik tapi juga wisatawan yang potensial memberikan devisa negara.