EKBIS.CO, JAKARTA--Pertamina kembali menegaskan kesiapannya untuk mengimplementasikan kebijakan pembatasan BBM subsidi. Pernyataan ini sekaligus menyanggah pernyataan Hiswana Migas yang mengaku belum siap menerapkan kebijakan ini.
VP Corporate Communications Pertamina, Mochamad Harun menyatakan, sejumlah SPBU yang dimiliki Pertamina sudah siap untuk menerapkan kebijakan pembatasan ini. Namun Harun masih belum mengungkapkan jumlah SPBU yang akan terkena penerapan klusterisasi pembatasaan BBM subsidi tersebut.
''SPBU itu kan bukan hanya milik Hiswana Migas, ada SPBU yang dikontrol Pertamina sendiri,'' kata Harun, Senin (20/9). Harun mengakui memang ada beberapa pihak yang keberatan termasuk yang dinyatakan Hiswana Migas, namun hal ini dikarenakan belum dikomunikasikannya ke pihak Hiswana.
''Mereka kan cuma baca di lapisan atas dan kenapa belum kita komunikasikan karena surat dari BPH Migas kan baru kemarin juga, jadi akan kita komunikasikan setelah semua proses ada di kita,'' kata Harun.
Menurut Harun, Pertamina butuh legal formalnya dari BPH Migas. ''Ini yang kita sampaikan ke Hiswana, mungkin Hiswana belum tahu betul, tapi pemikiran kita kalau jual Pertamax lebih banyak, kan mestinya keuntungan dia akan nambah,'' kata Harun.
''Jadi kita sudah siapkan polanya, nanti akan kita komunikasikan kepada pemilik SPBU, nanti akan kita lihat supaya mereka bisa menjalani program ini karena ini terkait dengan keuntungan mereka juga.''
Sementara mengenai sosialisasinya sendiri kata Harun sudah dilakukan sejak seminggu lebih kepada masyarakat. ''Sudah kita sampaikan bahwa di dalam kota akan kita tambah pertamaxnya, premiumnya mulai kita kurangi. Kemudian tinggal cluster mana yang akan kita substitusi,'' kata Harun.
Targetnya, kata dia, adalah Oktober ini dengan penerapan di Jabodetabek dahulu dan kemudian ke kota besar yang lain. Saat ini, kata dia, sosialisasi itu mulai dipertajam lagi untuk disampaikan kepada para pengusaha. ''Memang ada pengusaha yang reluctant karena terkait dengan keuntungan, tapi artinya kita beri gambaran ke mereka kalau mereka jual pertamax maka keuntungan mereka akan lebih besar,'' kata dia.
Harun mengakui kemungkinan adanya antrean di SPBU. Itu kata dia merupakan dampak dari sisi soasialnya.''Tentunya antrean ini bisa dipahami. Artinya kalau kita nggak mau ngantre yang kita isi BBM yang non-subsidi,'' kata Harun sembari berkilah hal tersebut bukan sebagai pemaksaan. ''Sebetulnya kita enggak maksa karena kita kan ada BBM alternatif juga, pertamax kita sediakan juga. Kalau antrean itu kan memang mereka yang memerlukan, kayak sepeda motor kan line-nya tersendiri. Itu tetap kita siapkan,'' kata Harun.