Rabu 29 Sep 2010 04:26 WIB

Revisi Target Laba Pertamina Pengaruhi Setoran Dividen BUMN

Rep: Citra Listya Rini / Red: Djibril Muhammad
Menneg BUMN Mustafa Abubakar
Foto: Prayogi/Republika
Menneg BUMN Mustafa Abubakar

EKBIS.CO, JAKARTA-- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan masih mengkaji usulan revisi target laba bersih PT Pertamina (Persero) pada tahun ini. Usalan revisi target Rp 13,3 triliun dari Rp 25 triliun masih harus dipertanggungjawabkan lewat presentasi yang akan dilakukan Pertamina.

"Pertamina tadi sudah diundang sekali, besok ada lagi pertemuan. (Usulan revisi target) nanti akan dipresentasikan secara lengkap, apakah reasonable atau tidak. Jadi, akan dilihat komponen-komponennya sehingga bisa ditanggapi secara kritis oleh kementerian BUMN," kata Menteri BUMN Mustafa Abubakar saat ditemui di kantornya, Selasa (28/9).

Menurutnya, salah satu poin pembahasan yang akan dikaji yaitu apakah usulan revisi target tersebut terlalu ringan buat Pertamina atau tidak. Untuk itu, sambung Mustafa, angka Rp 13,3 triliun masih akan dikaji lebih mendalam oleh Kementerian BUMN.

Dia juga mengatakan jika revisi target laba bersih dianggap pantas, maka konsekuensinya akan berpengaruh kepada setoran dividen. Pasalnya, selama ini BUMN minyak itu menjadi penopang setoran dividen dengan menyumbang porsi paling besar jika dibandingkan BUMN lainnya.

"Kita harapkan nanti akan keluar kisaran yang benar-benar. Jadi tidak terlalu memberatkan Pertamina tetapi juga tidak terlalu ringan, sehingga juga tidak membuat dividen semakin drop. Saya ingin ada keseimbangan yang pas lah," papar Mustafa.

Sebagai catatan, Kementerian BUMN mengusulkan setoran dividen dari BUMN pada 2011 mendatang mencapai Rp 26,5 triliun, menurun dibandingkan tahun ini yang ditargetkan sebesar Rp 29,5 triliun. Mustafa mengatakan usulan penurunan setoran dividen sebesar Rp 3 triliun itu sudah memperhitungkan dividen interim 2011 sebesar Rp 4 triliun. Dia menambahkan penurunan target setoran dividen tersebut juga terkait dengan revisi laba sejumlah BUMN besar, yang mengakibatkan penurunan dividen, salah satunya Pertamina.

Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan mengungkapkan target laba bersih sebesar Rp 13,3 triliun merupakan nilai paling optimal untuk mencapai target revisi laba tahun ini. Usulan itu sudah memperhitungkan kerugian eksternal perseroan yang dialami pada tahun ini. Ia mengungkapkan besaran laba tidak mungkin ditingkatkan lagi jumlahnya.

"Laba segitu (Rp 13,3 triliun) itu kan dengan memperhitungkan faktor eksternal. Tidak mungkin lagi ditambah. Mau dari mana (penambahan dananya). Sebetulnya keuntungan (laba) Pertamina Rp 19,9 triliun dari hulu, itu sudah optimal, mau tambah dari mana. Kalau misalnya tidak rugi pun, break event-nya nol, kita jadi Rp 19,9 triliun. Tapi karena rugi jadi tergerus keuntungannya," tuturnya.

Menyusul adanya usulan revisi target laba bersih Pertamina, Mustafa menuturkan pihaknya akan mengevaluasi penyebab tidak tercapainya target laba bersih tersebut. Dia menjelaskan Kementerian BUMN akan mengkaji sektor mana yang bermasalah sehingga Pertamina harus merevisi target laba bersihnya.

"Nanti kita lihat sektor mana yang bermasalah, hulu, olah atau pemasaran, termasuk keuangan tetapi yang terpenting di tiga aspek itu. Karena semuanya kan bermuara pada keuangan jadi nanti balance seheet-nya ada semua aspek itu," jelas Mustafa.

Ketika ditanyakan apakah nantinya akan dilakukan perombakan manajemen Pertamina karena tidak bisa mencapai target laba bersih, ia tidak menjawab secara rinci. Mantan Direktur Utama Perum Bulog itu hanya mengatakan, "Kemampuan produksi yang tinggi dan pencapaian yang tinggi ini akan berpengaruh kepada Key Performance Indicator (KPI) manajemen (Pertamina) sendiri. Kalau perlu kita lakukan evaluasi (perombakan manajemen Pertamina)," tandasnya.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement