EKBIS.CO, JAKARTA--PT Garuda Indonesia (Persero) merencanakan untuk mengejar investor di Asia, Eropa, dan Amerika Serikat (AS) dalam rangkaian roadshow pada awal Januari 2011. Diharapkan dari rangkaian roadshow ini, saham Garuda yang akan dilepas melalui Initial Public Offering (IPO) pada akhir Januari atau awal Februari tahun depan dapat diserap asing.
"Kita akan roadshow ke seluruh dunia di Januari (2011). Jadi, tidak hanya (mencari investor) domestik, tapi global. Mulai dari Asia, Eropa hingga Amerika Serikat," kata Direktur Utama Garuda Indonesia, Emirsyah Satar saat ditemui di JW Marriott, Jakarta, Rabu (29/9).
Namun, ia mengatakan kepastian investor asing mana saja yang akan dijajaki itu harus menunggu arahan dari underwriter (penjamin emisi) dan selling agent (agen penjual internasional) Garuda. Saat ini, ujar Emirsyah, belum dipastikan investor mana saja yang akan didatangi Garuda. "Rencana roadshow di Januari itu Bahana (sekuritas) yang tahu. Dana (potensial) banyak di luar (negeri), baik dari Eropa maupun Amerika. Saya serahkan ke underwriter dan internasional selling agent," tutur Emirsyah.
Menyoal ketertarikan Texas Pacific Group Capital untuk menjajaki investasi di sektor penerbangan di Indonesia, yang juga ingin masuk ke Garuda, ia menanggapinya secara positif. Menurut Emirsyah, sebagai perseroan yang akan melepas sahamnya ke publik, tentu investor manapun bisa memiliki saham Garuda, tidak terkecuali Texas Pacific Group Capital.
"Terserah mereka, saya sebagai manegemen yang perusahaannya mau go public sudah siap menawarkan (saham) ke masyarakat. Jadi, list kemana saja, kalau ada kesempatan yang menguntungkan Garuda, kita terbuka." terang Emirsyah.
Berbicara investor yang dibidik Garuda, Direktur Keuangan Adinterim Garuda Indonesia, Elisa Lumbantoruan, menambahkan pihaknya memang mengharapkan investor institusi dibanding investor ritel. Pasalnya, investor ritel lebih banyak mengejar keuntungan, sedangkan Garuda mencari investor
untuk jangka panjang. "Target serapan (Garuda) lebih banyak investor institusi karena lebih kepada portofolio managemen jangka panjang. Kalau investor ritel lebih mencari capital gain yang cepat," ungkap Elisa.
Berdasarkan peraturan yang ada kalau Garuda mau tawarkan sahamnya di pasar global, maka harus mengikuti aturan di pasar global. Jadi, lanjut Eliasa, laporan keuangan audit Garuda itu minimum 135 hari atau akhir September tahun ini. Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri BUMN, Mustafa Abubakar menyampaikan bahwa pelaksanaan IPO Garuda batal pada tahun ini. Namun, ia memastikan maskapai pelat merah ini akan tetap menyerahkan segala dokumen keperluan pelaksanaan IPO kepada Bapepam-LK pada November tahun ini.
"Garuda paling lambat menyerahkan segala dokumen IPO ke Bapepam-LK (Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga Keuangan) akhir tahun ini. Termasuk juga menyelesaikan laporan keuangannya, jadi tidak bisa masuk bursa akhir tahun ini. Paling lambat kuartal satu 2011 baru bisa listed di bursa (Bursa Efek Indonesia)," katanya.
Sebelumnya, Kementerian BUMN secara resmi telah menunjuk tiga nama penjamin emisi atau underwriter penawaran saham perdana PT Garuda Indonesia. Adapun ketiga nama underwriter tersebut adalah PT Bahana Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Danareksa sekuritas. Untuk sekuritas asingnya, Garuda mempercayakan kepada UBS dan Citigroup. Garuda mengincar raupan dana sebesar 300 juta dolar AS dari IPO-nya.