EKBIS.CO, JAKARTA--Angka inflasi pada September diproyeksikan lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Usainya pelaksanaan hari raya Idul Fitri mendorong turunnya harga-harga komoditas.
Demikian disampaikan sejumlah ekonom yang dihubungi Republika secara terpisah Kamis (30/9).
Kepala Ekonom Danareksa Research Institute, Purbaya Yudhi Sadewa, memperkirakan inflasi pada September sebesar 0,44 persen, sedangkan year on year 5,79 persen. Besaran inflasi bulan ini menyebabkan inflasi tahun kalender (Januari- September) bertambah menjadi 5,26 persen atau sedikit dibawah target pemerintah sebesar 5,3 persen (APBN P 2010).
Mulai rendahnya angka inflasi pada bulan ini tidak terlepas dari hari raya lebaran yang telah usai. "Inflasi sudah mulai jinak, angkanya cenderung lebih rendah pasca lebaran ini," ujar Purbaya.
Sekedar catatan Badan Pusat Statistik (BPS) melansir Inflasi pada Agustus mencapai 0,76 persen. Capaian tersebut mendorong inflasi tahunan kalender (Januari -Agustus) menjadi 4,82 sedangkan inflasi year on year sebesar 6,44 persen
Menurut Purbaya selepas lebaran ini harga komoditas seperti beras dan cabai sudah mulai stabil bahkan cenderung turun. KOntribusi inflasi lebih disebabkan karena faktor transportasi pendidikan dan sandang. "Lebaran kan masuk di bulan ini, transportasi waktu itu cukup tinggi sehingga berkontribusi terhadap inflasi," jelasnya.
Purbaya berpendapat, inflasi pada tiga bulan mendatang (Oktober-Desember) akan cenderung terkendali. Sampai dengan akhir tahun laju inflasi tahun kalender diperkirakan berada sedkikit dibawah 6 persen, atau berada dikisaran enam persen. "Pemerintah melakukan intervensi dari sisi sentimen," jelasnya.
Chief Economist Bank Internasional Indonesia (BII), Juniman, mengatakan inflasi pada September diproyeksikan 0,22 persen, sedangkan inflasi year on year sebesar 5,57 persen. "Inflasi rendah karena lebaran telah selesai," ucapnya.
Menurutnya, harga sejumlah komoditas pangan seperti beras sudah turun meski cenderung tinggi. Sama seperti Purbaya, Juniman menilai Inflasi bulan ini di driven oleh non food. "Inflasi didorong oleh harga mas yang tinggi seiring harga dunia dan transportasi yang meningkat saat mudik kemarin," paparnya.