EKBIS.CO, JAKARTA--Pemerintah memproyeksikan, ekspor nonmigas hingga akhir tahun akan mencapai 145 miliar dolar AS. Mengingat, kinerja ekspor per bulan pada tahun ini rata-rata sekitar 10,5 miliar dolar AS.
Wakil Menteri Perdagangan, Mahendra Siregar memperkirakan, ekspor di Oktober dan Desember akan menyamai capaian Agustus yaitu di kisaran 11 juta dolar AS. "Melihat trennya, November tidak sekuat Oktober dan Desember tetapi kita prediksi totalnya akan sekitar 145-150 miliar dolar AS," katanya dalam jumpa pers, Senin (1/11).
Sedangkan, ekspor nonmigas September 2010 mencapai 10,1 miliar dolar AS, meningkat 25,2 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Dengan demikian, hingga bulan kesembilan tahun ini, ekspor nonmigas kumulatif menguat sekitar 34,9 persen menjadi 91,8 miliar dolar AS. Capaian ini mendekati nilai ekspor nonmigas sepanjang tahun pada 2009 yaitu 97,5 miliar dolar AS.
Peningkatan ekspor ini, kata Mahendra, ikut didorong pemulihan ekonomi di negara tujuan ekspor utama di belahan Barat. Setelah mengalami perlemahan di 2009, ekspor nonmigas Indonesia ke 10 negara memperlihatkan pemulihan di periode Januari-September tahun ini. "Beberapa negara tersebut merupakan tujuan ekspor utama, seperti Jepang tumbuh 45,8 persen, Cina 56,1 persen, Jerman 30,7 persen, dan Australia 36,5 persen. Selain itu, beberapa negara asean menguat 38-68 persen," ucapnya.
Selain itu, ekspor nonmigas ke negara tujuan ekspor nontradisional juga sudah pulih. Ekspor ke Brazil, Turki, Rusia, Meksiko dan Argentina mengalami pemulihan relatif cepat dibandingkan negara lainnya. Misalnya, ekspor ke Argentina, Angola, dan Federasi Rusia tumbuh di atas 80 persen sementara ke Turki dan Brazil tumbuh di atas 70 persen.
Mahendra mengatakan, ekspor produk manufaktur di Januari-September 2010 juga menunjukkan penguatan, terutama di sektor permesinan, karet dan produk karet, bahan kimia organik, alas kaki, dan perhiasan telah melebihi nilai ekspornya di 2008. "Sektor karet dan kimia organik mencatat pertumbuhan di atas 80 persen, sementara pertumbuhan ekspor alas kaki dan serat stapel tumbuh di atas 40 persen," katanya.