EKBIS.CO, JAKARTA--Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Selasa sore, turun tajam 31 poin yang merupakan penurunan paling besar selama November 2010. Penurunan dipicu pelaku yang berlanjut melepas rupiah akibat merosotnya saham-saham Wall Street.
Pelaku pasar makin aktif melepas rupiah mengikuti pelaku asing, menyusul menguatnya dolar AS di pasar regional terhadap euro dan yen, kata analis PT First Asia Capital, Irfan Kurniawan di Jakarta, Selasa. Irfan mengatakan, menguatnya dolar AS di pasar regional, karena negara-negara Eropa berusaha memberikan dana talangan kepada Irlandia.
Kondisi ini membuat kekhawatiran pelaku pasar khususnya asing berkurang, ujarnya. Hal seperti ini, lanjut dia, membuat pelaku asing membeli dolar dan melepas rupiah, sehingga mata uang Indonesia merosot tajam.
Indonesia, menurut dia, kalau melihat fundamental ekonomi makro yang makin kuat maka pergerakan rupiah seharusnya positif, namun faktor pelaku yang bermain di pasar sangat dominan sekali.
Apabila pelaku pasar berkeinginan melepas rupiah, maka mata uang Indonesia akan terkoreksi dan begitu pula sebaliknya apabila dolar yang dibeli maka mata uang asing itu akan menguat, ucapnya.
Karena itu, lanjut dia, rupiah saat ini berada di bawah tekanan pasar karena pelaku cenderung melepasnya akibat menguatnya dolar AS. "Kami optimis rupiah masih akan terkoreksi, karena tekanan pasar yang negatif makin kuat," ucapnya.
Menurut dia, rupiah akan bisa mencapai level Rp9.000 per dolar, apabila Bank Indonesia (BI) tidak masuk pasar menahan keterpurukan rupiah yang begitu cepat. "BI kemungkinan hanya menahannya dan segera melepas lagi, karena BI juga menginginkan rupiah di atas Rp9.000 per dolar," ucapnya.