EKBIS.CO, JAKARTA–-Target pertumbuhan di atas 7,7 persen pada 2014 dan seterusnya diyakini bisa tercapai. Dua syarat harus dipenuhi terlebih dulu untuk mencapainya. Restrukturisasi industri juga menjadi prioritas.
‘’Dengan catatan kita sudah tutup kelemahan infrastruktur connectivity dan paradigma perlakuan ke sumber daya alam sudah dibalik,’’ kata Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Radjasa, dalam seminar Economics Outlook 2011, Senin (29/11). Menurut dia, pembenahan infrastruktur merupakan kerja besar bangsa ini, karena terkait dengan rentetan persoalan ekonomi secara keseluruhan.
Hatta mengatakan, saat ini sektor pertanian dan manufaktur hanya mencatatkan porsi dari 5 persen PDB. Sangat jauh dibandingkan catatan dobel digit yang pernah dicatatkannya di waktu lalu. ‘’Keseluruhan perlu restrukturisasi di sektor manufaktur. Kalau tidak, (ekonomi) overheating,’’ kata dia.
Mengutip data BI, Hatta mengatakan bahwa kapasitas produksi industri kita sudah berkisar 80 persen. Menurut dia hal ini perlu disikapi dengan strategi jitu dengan kebijakan hilirisasi. ‘’Sumber daya alam (SDA) saat ini belum menjadi mesin pertumbuhan baru,’’ kata dia.
Situasi inilah, sebut Hatta, yang mendorong Pemerintah membuat strategi klasterisasi ekonomi khusus. ‘’Dalam koridor ekonomi baru yang berbasis SDA sebagai faktor kunci,’’ ujar dia.
Menurut Hatta, dalam beberapa dekade terakhir posisi SDA baru menjadi sumber devisa utama. ‘’Harus dibalik menjadi SDA sebagai faktor utama penggerak pertumbuhan ekonomi kita’’ kata dia. Jika di wilayah Indonesia ada kandungan SDA, kinerja ekonomi wilayah tersebut dan Indonesia harus ikut terdorong, bukan justru menjadi sumber peningkatan kinerja negara lain.
Hatta mengatakan Pemerintah tak ingin pertumbuhan ekonomi terus tumbuh tinggi tapi dengan ketidakseimbangan di mesin ekonominya. ‘’Maunya (pertumbuhan ekonomi) prudent, kinerja ekspor meningkat,’’ kata dia. Hal ini hanya bisa terwujud ketika infrastruktur sebagai penghubung dan restrukturisasi industri dilakukan. ‘’Ini pekerjaan besar,’’ tegas dia.
Pembenahan pertanian juga tak bisa ditinggalkan. Menurut dia, peningkatan kesejahteraan pasti akan diikuti dengan peningkatan kebutuhan pangan. Sayangnya juga diikuti dengan kenaikan harga.’’Kita harus hati-hati terhadap inflasi karena pangan,’’ tambah dia.
Hatta mencontohkan produk CPO. Kenaikan harga komoditas ini di satu sisi memang disyukuri. Tapi, harus diingat juga kenaikan harga CPO internasional juga bisa berdampak pada kenaikan harga minyak goreng yang terkait dengan konsumsi masyarakat.
Hatta juga menyoroti masih rendahnya enterpreneurship Indonesia. ‘’Enterpreneur kita sangat lambat tumbuh,’’ keluh dia. padahal, ujar dia, hal ini terkait dengan capacity building.
Arus modal yang terus masuk terkait situasi ekonomi global, menurut Hatta harus bisa dimanfaatkan dengan baik. Salah satunya adalah dengan mendorong BUMN melakukan go public. ‘’2011, ada 12 (BUMN) yang kita bahas (untuk penawaran saham perdana atau IPO),’’ sebut dia.
Terlepas dari banyak hal yang harus dibenahi, Hatta menyatakan optimistis ekonomi Indonesia pada 2011 masih akan terus ekspansif dan menguat. Dia menyebutkan Pemerintah yakin belanja negara bisa menembus Rp 1.100 – 1.200 triliun di tahun itu. ‘’Juga akan lebih proporsional, tak hanya meningkat tajam di kuarter empat,’’ kata dia.