Kamis 09 Dec 2010 23:53 WIB

Pertamina akan Menjadi Operator dan Pemilik Mayoritas Blok Natuna

Rep: agung budiono/ Red: taufik rachman

EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Pertamina bertekad pihaknya akan menjadi  operator dan pemilik mayoritas dalam pengelolaan Blok Gas di Natuna Timur (East Natuna).

"Kami minta untuk jadi operator sekaligus pemilik mayoritas di Natuna," papar Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan kepada wartawan, di DPR, Kamis (9/12).

Sebelumnya, Pertamina akhirnya mendapatkan salah satu mitra, yaitu ExxonMobil untuk menggarap blok Natuna D Alpha yang telah berganti nama menjadi East Natuna (Natuna Timur). Head of Agreement (HoA) antara PT Pertamina (persero) dan ExxonMobil ini telah ditanda tangani.

Karen mengatakan, setelah HoA, Pertamina dan Exxon akan membicarakan lebih detil terkait pengelolaan di Natuna Timur. "Kalau Exxon masuk ke Natuna, maka Pertamina juga mesti masuk di aset Exxon yang produktif. Jadi, HoA ini belum selesai jadi kita harus ketemu dulu untuk membicarakan ini," paparnya.

Setelah ini, Pertamina masih akan melakukan seleksi mitra pengembangan Natuna. Berdasarkan kajian Wood MacKenzie Ltd, konsultan bisni yang berbasis di Edinburgh, Skotlandia, yang ditunjuk Pertamina, setidaknya terdapat delapan perusahaan migas multinasional yang cocok menjadi calon mitra Pertamina di Blok Natuna. Kedelapan perusahaan itu adalah ExxonMobil Corporation, Royal Dutch Shell Plc, Total SA, Chevron Corp, StatOil, China National Petroleum Corp (CNPC), Petroliam Nasional Berhad (Petronas), dan Eni SpA. Namun kemudian, CNPC menyatakan mundur dan selanjutnya "short list" mengerucut menjadi lima perusahaan dan terakhir tinggal tiga.

"Kita akan umumkan siapa mitra selanjutnya pada Senin (13/12) mendatang, tapi saya belum bisa bilang berapa mitra lagi yang akan kami gandeng," tukas Karen.

Blok Natuna D Alpha merupakan blok gas dan minyak yang menyimpan sekitar 500 juta barel. Total potensi gas diperkirakan mencapai 222 triliun kaki kubik, dan inilah cadangan terbesar di dunia yang tidak akan habis dieksplorasi 30 tahun ke depan. Potensi gas yang recoverable sebesar 46 tcf (46,000 bcf) atau setara dengan 8,383 miliar barel minyak (1 boe, barel oil equivalent = 5.487 cf ). Proyek ini membutuhkan investasi sangat besar, yaitu sekitar 52 miliar dolar AS.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement