EKBIS.CO, SOLO--Direktorat Jendral Migas, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan dapat mendistribusikan LPG ukuran 3 Kg dengan sistem tertutup di seluruh wilayah Indonesia pada 2014 mendatang. Dengan sistem tersebut, pendistribusian LPG ukuran 3 Kg dinilai akan lebih tepat sasaran.
Menurut Dirjen Migas, Evita Herawati Legowo, kebijakan konversi gas yang telah dilakukan pemerintah sejak 2007 dalam perkembangannya telah mengubah kebiasaan masyarakat. Lantaran harganya lebih murah, masyarakat yang semula menggunakan LPG ukuran 12 kg beralih ke ukuran 3 kg.
"Padahal LPG 3 kg hanya diperuntukkan untuk rumah tangga kurang mampu dan usaha mikro sehingga perlu kita tata kembali agar tepat sasaran dengan distribusi sistem tertutup," ujar Evita dalam kunjungan kerja di Lojigandrung Solo, Selasa (14/11).
Dalam distribusi tersebut, pemerintah daerah setempat melakukan pendataan terhadap masyarakat yang berhak mendapatkan subsidi. "Karena subsidi sebenarnya hanya untuk warga kurang mampu," ujar Evita. Bagi warga yang terdata tersebut, pemerintah akan membagikan kartu kendali yang menjadi syarat pembelian LPG 3 Kg.
Evita mengaku pihaknya telah melakukan ujicoba distribusi sistem tertutup di Malang pada 2009. Ujicoba tersebut kemudian berlanjut pada 2010 ke wilayah Solo, Purbalingga, Sumedang, dan Pekanbaru. "Pada 2014, kita menargetkan sistem distribusi tertutup sudah bisa diterapkan di seluruh Indonesia," ujarnya.
Dirjen Migas menargetkan pula pihaknya dapat membagikan 52,9 juta paket perdana LPG 3 Kg pada 2010 dan 56,6 pada 2011mendatang. Dengan pembagian paket perdana tersebut, diharapkan dari 2007 hingga 2012, sedikitnya 7,9 juta Kilo Liter (KL) minyak tanah sudah dapat ditarik. Pada 2013, penarikan minyak tanah diharapkan mencapai 8,4 juta KL dan hanya menyisakan 1,5 juta KL di pasaran.
Evita mengaku pihaknya menjamin kelangkaan LPG dengan adanya sistem distribusi tertutup tidak akan terjadi. "Kami bekerjasama dengan Pertamina untuk mencegak kelangkaan itu," ujarnya. Selain itu, pihaknya juga mengaku akan mendaftarkan pihak yang berhak membeli LPG 3 Kg pada dua pangkalan LPG.
Evita mengaku sistem distribusi tersebut bukan ditujukan untuk penghematan anggaran. "Ini bukan untuk penghematan, kita menekankan agar distribusi LPG 3 kg tepat sasaran," tegasnya. Meski demikian, program konversi yang telah dilakukan sejak 2007 hingga November 2010 ini ternyata telah menghemat anggaran hingga Rp 37,08 Triliun.
Penerima kartu kendali tersebut menurut Dirjen Migas akan diberikan kepada daftar Penerima Paket Perdana (DP3). Meski demikian, Kota Solo telah melakukan verifikasi terhadap data DP3 agar distribusi LPG 3 Kg lebih tepat sasaran. Dari data DP3, penerima paket LPG tersebut sejumlah 137.071 Kepala Keluarga setelah verifikasi menjadi 130.352 KK.
Dalam kesempatan yang sama, Walikota Solo, Joko Widodo mengatakan pihaknya akan memastikan pelaksanaan program tesebut dilaksanakan berdasarkan data valid agar tepat sasaran. Data yang telah diverifikasi tersebut pun dapat mengalami perkembangan mengingat adanya kemungkinan data tercecer. "Kami akan sosialisasikan hingga tingkat RT/RW agar masyarakat memahami penggunaan kartu kendali. Di lapangan saya minta lebih terencana dan pelaksanaannya lebih detail," ujarnya.