Kamis 16 Dec 2010 10:23 WIB

Kondisi Ekonomi Positif Dorong IPO Lebih Banyak

Rep: yogie respati/ Red: Krisman Purwoko

EKBIS.CO, JAKARTA-–CIMB Securities optimistis menghadapi pasar di tahun depan, menilik dari kondisi perekonomian yang diperkirakan tetap positif. Pada 2011 CIMB Securities Indonesia membidik penerbitan obligasi dan initial public offering (IPO) masing-masing Rp 1 triliun.

Presiden Direktur CIMB Securities, Bernard Thien, mengatakan sejumlah perusahaan yang memperkirakan pertumbuhan hingga 50 persen akan membuat perusahaan tersebut mencari dana untuk mendukung target oertumbuhan.

“Jika kondisi perekonomian yang positif di tahun ini berlanjut pada tahun depan ditambah dengan inflasi yang terkendali, produk domestik bruto yang kuat, suku bunga rendah, maka kita juga memperkirakan akan lebih banyak IPO di Indonesia,” kata Bernard, di kantornya, Rabu (15/12).

Ia pun mengungkapkan bahwa akan ada satu IPO yang akan ditangani CIMB Securities di awal tahun depan, namun ia masih enggan menyebutkan sektor perusahaan yang akan IPO itu. “Ada rencana satu perusahaan yang akan IPO di Januari tapi kepastiannya kita harus lihat pasar dulu,” ujar Bernard.

Ia menambahkan seluruh dokumen persiapan IPO perusahaan itu telah siap, namun belum diajukan ke Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Sementara, ia mengakui dengan cukup banyaknya IPO di tahun ini, pasar Indonesia pun kini semakin dalam dan luas.

Di sisi lain, Research Associate CIMB Securities Indonesia, Mastono Ali, mengatakan pada 2011 diperkirakan indeks harga saham gabungan (IHSG) akan menyentuh 4249, dengan sektor andalan di batubara dan konsumer.

“Kita lihat makro ekonomi sangat baik dan konsumer menjadi salah satu sektor yang returnnya bagus, sedangkan batubara kita lihat curah hujan sekarang relatif tinggi sehingga diprediksi suplai akan berkurang dan harga pun akan naik,” papar Mastono.

Ia memperkirakan harga batubara akan mencapai 110 dolar per ton pada tahun depan dan 100 dolar per ton pada 2013. Sementara, terkait pembatasan subsidi BBM yang mulai berlaku akhir Maret 2011, Mastono menuturkan hal itu hanya akan berdampak negatif baik kepada konsumen maupun bursa dalam jangka pendek. Sektor usaha yang dinilai akan terkena dampak negatif dari pembatasan subsidi BBM diantaranya adalah produsen ban dan suku cadang kendaraan bermotor.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement