Rabu 22 Dec 2010 05:03 WIB

Pemerintah akan Upayakan Perbaikan Target OP Beras

Rep: min/ Red: Krisman Purwoko

EKBIS.CO, JAKARTA--Pemerintah akan mengupayakan perbaikan target operasi pasar dengan membedakan kualitas beras yang dijual ke masyarakat. Pasalnya, operasi pasar yang dilakukan oleh pemerintah kerap mengundang protes karena beras yang digelontorkan untuk OP seringkali berkualitas buruk, dan masyarakat enggan membelinya.

Padahal, OP adalah cara yang terus menerus diintensifkan pemerintah untuk menekan kenaikan harga beras. "Karena itu harus dilihat ada OP yang dilakukan untuk kualitas masyarakat berpendapat rendah dan ada yang untuk masyarakat menengah ke atas," kata Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu usai rapat di Istana Wakil Presiden, Selasa (21/12).

Maka, tambahnya, sesuai data yang dilakukan BPS terdapat perbedaan kualitas beras yang dikonsumsi masyarakat. "Jadi kualitas beras yang dikonsumsi masyarakat di Jakarta akan berbeda dengan yang dikonsumsi di daerah lain," kata Mari.

Di Jakarta misalnya, katanya, kualitas beras yang banyak dikonsumsi adalah medium-premium yang memiliki lima persen broken. Dua instrumen tersebut, menurutnya, sebaiknya tidak dilupakan.

Mari juga menjelaskan, "Sebenarnya beras yang berkualitas itu lebih banyak juga dipakai untuk raskin." Karena itulah, Mendag mengaku bahwa sekarang ini pihaknya sudah mengarahkan Bulog untuk mengarahkan agar OP yang harus dilakukan dengan tujuan menurunkan harga itu, pembagiannya harus dilakukan dengan penyesuaian. Yakni jenis beras yang di gelontorkan harus sesuai dengan beras yang biasa dikonsumsi di wilayah itu.

Dalam OP yang telah dilakukan selama empat hari di Jakarta ini, kata dia, kelihatannya harga beras bisa turun hingga sekitar Rp 200-Rp 300 per kilogram maka OP akan terus dilakukan. Untuk mengamankan stok beras, ujarnya, pemerintah akan menjamin stok beras yang dimiliki Bulog minimal 1,5 juta ton sampai dengan akhir tahun ini dan untuk itu sudah ada kontrak impor 500 ribu ton, yang didatangkan dari Vietnam dan Thailand.

"Impor beras oleh Bulog akan terus dilakukan sampai dengan stok yang dimiliki Bulog mencapai 1,5 juta ton," katanya. Upaya impor beras tersebut, katanya, merupakan upaya untuk menstabilkan harga beras dan diharapkan pada Februari tahun depan harga sudah turun lagi, karena bertepatan dengan panen.

Terkait dengan harga cabai, Mendag mengakui, tidak banyak yang bisa dilakukan tapi yang bisa dilakukan hanyalah menjaga agar jalur distribusi tidak terganggu. "Kenaikan harga dimungkinkan juga menjelang Natal. Sementara untuk impor cabai tidak bisa karena memang merupakan komoditi yang tidak tahan lama," kata Mari.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement