EKBIS.CO, JAKARTA–-Hingga pekan ketiga Desember 2010, pertumbuhan kredit belum menembus level yang ditargetkan. Sekalipun sepanjang pekan ketiga Desember 2010 saja, penyaluran kredit bertambah Rp 7,22 triliun. Kredit valuta asing (valas) pegang porsi besar dalam komposisi penyaluran kredit bank asing dan bank campuran.
‘’Dalam pekan terakhir (13-17 Desember 2010), kredit naik Rp 7,22 triliun menjadi Rp 1.708,15 triliun,’’ kata Kepala Biro Humas Bank Indonesia (BI) Difi A Johansyah, pekan ini. Kenaikan tercatat berasal dari kredit rupiah senilai Rp 4,04 triliun dan kredit valas Rp 3,18 triliun.
Per 17 Desember 2010, kredit telah tumbuh 22,76 persen dibandingkan periode yang sama setahun lalu (yoy). Pertambahan nominal yang disalurkan mencapai Rp 316,73 triliun. Tetapi pertumbuhan kredit 2010 saja (ytd) tercatat baru 19,43 persen dengan nominal Rp 277,95 triliun. Sementara BI pada pertengahan tahun telah merevisi target pertumbuhan kredit 2010 menjadi 22-24 persen.
Pada pekan ketiga Desember 2010, pertambahan penyaluran kredit rupiah terjadi merata di seluruh kelompok bank. ‘’(Nominalnya) di bawah Rp 1 triliun. Kecuali untuk kelompok bank swasta yang tercatat naik Rp 2,28 triliun,’’ ujar Difi. Perbankan dibagi dalam lima kelompok besar. Yaitu bank swasta, bank campuran, bank asing, bank persero, dan BPD.
Pertambahan kredit valas juga terjadi di empat kelompok bank, tetapi turun di kelompok bank persero. Bank asing tercatat menyalurkan kredit valas terbanya, senilai Rp 1,09 triliun. Sebaliknya kredit valas bank persero tercatat turun Rp 0,15 triliun.
Komposisi kredit valas dari bank asing dan bank campuran (bank yang dimiliki bersama antara investor lokal dan asing, red) tercatat sangat signifikan dalam struktur kreditnya pekan tersebut. Kredit valas di bank asing tercatat 55,51 persen dari total kredit yang mereka salurkan. Sementara kredit valas di bank campuran tercatat 49,01 persen. Proporsi kredit valas terkecil tercatat dari BPD, dengan 0,73 persen saja.