EKBIS.CO, JAKARTA--Direktur Prospek Pembangunan Bank Dunia (BD), Hans Timmer mengatakan, Indonesia menjadi salah satu negara tujuan arus modal masuk itu. Selain Indonesia, ada delapan negara Asia lain yang menjadi tujuan aliran uang ini seperti Cina, Korea Selatan dan Malaysia.
Karakteristiknya, sebagian besar modal ini masuk ke surat utang dan investasi langsung. "Peningkatan arus modal internasional ini telah memperkuat pemulihan krisis di kebanyakan negara berkembang," ujarnya.
Namun, Hans mengingatkan mengenai risiko arus yang berlebihan untuk negara-negara berpenghasilan menengah besar. Hal ini dapat mengancam pemulihan jangka menengah, terutama jika nilai mata uang meningkat secara tiba-tiba atau muncul gelembung aset. "Negara-negara menghadapi tantangan infrastruktur karena ekonomi bergerak menuju kapasitas penuh, juga ada tekanan inflasi dan harga komoditas," katanya lewat telekonferensi dari Washington DC, AS, Kamis (13/1).
Ia menyebut, ekuitas internasional dan arus obligasi ke negara-negara berkembang meningkat 42 persen dan 30 persen di 2010. Namun, tren ini perlu dicermati karena perekonomian di negara-negara tersebut cenderung tak bisa menampung arus modal masuk lagi karena keterbatasan kapasitas.