EKBIS.CO, BOGOR--Kinerja Badan Urusan Logistik (Bulog) akan dievaluasi apabila target penyerapan beras sebesar 3 juta ton tidak dapat tercapai. Pasalnya kementerian telah memerintahkan agar target itu bisa tercapai dan kepala Bulog pun telah menyanggupinya.
Demikian dikatakan Menteri Pertanian, Suswono. Ia menjelaskan, dengan target serapan sebesar itu, sebetulnya serapan Bulog terhadap panen raya menjadi optimal.” Kalau serapan Bulog bagus dan stok Bulog kuat, dan produksinya tidak banyak gangguan, sebetulnya saya yakin tahun ini tidak perlu impor,” kata dia di sela-sela rapat kerja pemerintah, Senin (21/2).
Kalau pun ada impor yang sekarang ini, tambah dia, sebetulnya merupakan komitmen di 2010 yang belum terealisir dan hanya masuk di daerah-daerah yang memang bukan sentra. “Kita harap, disetujui Presiden Maret ini kalau belum masuk semua sebaiknya di stop saja sebagai cadangan di negara asal. Bulog konsentrasi di pembelian dalam negeri,” ujar dia.
Bulog ditargetkan menyerap dari dalam negeri tiga juta ton, maka, apabila Bulog tidak bisa memenuhi target itu, pemerintah menganggap Bulog lalai melakukan tanggung jawabnya. Apalagi, menurut dia, sekarang Kementan sudah mengeluarkan Peraturan Menteri Pertanian tentang rafraksi.
Kalau sebelumnya Bulog hanya dipatok untuk satu kualitas dengan satu HPP, lanjutnya, sekarang ini dia bisa membeli di bawah maupun di atas kualitas yang ada. Bulog tanpa rafraksi sebetulnya bisa memanfaatkan fungsi komersilnya yang bisa bersaing dengan swasta. “Tidak perlu penyesuaian HPP karena harga pasar jauh di atas harga HPP,” ujar dia.
Maka, menurut dia, tidak ada alasan jika Bulog tidak mampu melakukan penyerapan tersebut. Namun demikian, Suswono menjelaskan bahwa kepala bulog sudah berjanji tidak ingin mengulang kembali di 2010. “Ya itu nanti urusan menteri BUMN yang akan menilai kinerja BUMNnya,” kata dia. Hingga saat ini, di mata Suswono, kinerja Kepala Bulog Soetarto Ali Moeso secara umum masih dinilai bagus.