EKBIS.CO, BOGOR - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta dalam penyusunan program percepatan pembangunan ekonomi Indonesia yang tengah dibahas dalam rapat kerja di Istana Bogor tersebut komitmen semua pihak betul-betul dipenuhi dan tidak hanya sekedar di atas kertas. "Saya sudah kenyang dengan banyak komitmen. Komitmen membangun transportasi di Jakarta, infrastruktur di DKI, luar biasa banyaknya 10 tahun ini, hanya pepesan kosong tidak jalan. Barangkali di daerah juga begitu. Stop seperti itu," tegas Presiden Senin (21/2).
Karena itu dalam rencana induk percepatan pembangunan ekonomi Indonesia yang dibahas di Istana Bogor dan akan disahkan dalam beberapa bulan mendatang, Presiden meminta tidak hanya sekedar komitmen para pemangku kepentingan namun harus berbentuk persetujuan dengan angka dan capaian yang jelas.
"Oleh karena itu kita tidak mau dalam master plan ini komitmen tapi mau agreement dengan jumlah yang pasti. Dengan demikian master plan disahkan, beberapa bulan lagi sudah berisi siapa mengerjakan apa," kata Presiden.
Presiden mengatakan, meski percepatan pembangunan ekonomi tengah dibahas, namun pemerintah sudah melakukan sejumlah langkah untuk mendorong terwujudnya hal tersebut termasuk di antaranya menjelaskan rencana pembangunan ekonomi nasional kepada calon investor, BUMN, swasta dalam negeri dan pelaku usaha dari negera-negara sahabat.
"Kita juga sudah mengintroduksi bahwa pembangunan dituangkan dari koridor ekonomi seperti apa, bagaimana zona ekonomi termasuk bagaimana kluster industri," paparnya.
Presiden juga menjelaskan perencanaan tidak hanya dilakukan berdasarkan masukan pasar namun juga masukan dari kepala daerah dan kalangan dunia usaha di daerah sehingga penempatan investasi dan juga jangka waktunya tepat. "Proses berlangsung baik. Contohnya kita pernah menghitung beberapa proyek infrastruktur dan investasi harapan kita minimal 200 miliar dolar AS setara Rp 2.000 miliar itu agar bermakna dan berimplikasi pada ekonomi," katanya.
Rapat kerja pemerintah berlangsung hingga Selasa (22/2) di Istana Bogor. Dalam pengantarnya, Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan rapat tersebut selain menyusun rencana percepatan pembangunan ekonomi nasional juga mendengarkan paparan dari Menteri Negara BUMN, paparan dari Komite Ekonomi Nasional, paparan dari Komite Inovasi Nasional.
Pada Selasa (22/2) selain disimpulkan rencana percepatan pembangunan ekonomi nasional juga akan disampaikan komitmen BUMN dalam program tersebut.