Senin 14 Mar 2011 09:28 WIB
Pro Kontra

Gobel: Meski Gempa Komitmen Ekonomi Jepang ke Indonesia Tidak Berubah

Rep: Rosyid Nurul Hakim/ Red: Stevy Maradona
Wakil Ketua Kadin, Rachmat Gobel
Foto: Arsipberita
Wakil Ketua Kadin, Rachmat Gobel

EKBIS.CO, JAKARTA--Gempa berkekuatan 9 Skala Richter mengguncang Jepang. Tsunami pun datang menghantam daerah pesisir timur Pulau Honsu yang panjangnya mencapai ratusan kilometer. Bahkan guncangan gempa itu merata di rasakan di seluruh kepulauan Jepang, tak terkecuali Tokyo dan kawasan industri lainnya.

Karena begitu hebatnya gempa ini, sejumlah fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklir di negeri 'matahari terbit' itu rusak. Industri besar Jepang yang selama ini menjadi motor penggerak perekonomian pun terganggu karena pasokan listriknya tersendat. Senasib dengan jutaan rumah di sana yang terpaksa mengalami pemadaman listrik.

Ada kekhawatiran, bencana itu akan berdampak pada perdagangan antara Jepang dan Indonesia. Apalagi, Jepang selama ini dikenal sebagai salah satu pasar terbesar dari tujuan ekspor Indonesia. Kepala Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan memperkirakan gempa dan tsunami itu akan memberikan dampak sekecil apapun. Namun diyakini, Jepang akan cepat pulih sehingga ekonominya akan kembali bergerak secara normal. Optimisme yang juga disuarakan oleh Wakil Ketua Umum Kadin Rachmat Gobel.

Rachmat Gobel, Wakil Ketua Kadin

Bagaimana menurut anda dampak ekonomi gempa di Jepang terhadap Indonesia ?

Kalau saya lihat terlampau cepat kita memberikan jawaban seperti itu. Kalau menurut saya Jepang, apa yang dia commit dengan kerjsama dengan Indonesia itu dia lakukan. Tidak akan berubah. Bukan karena masalah ini lalu berubah. Saya yakin itu tidak akan berubah. Itu soal bisnis. Sekarang bagaimana kita bisa memberikan support pada Jepang supaya mereka bisa pulih ekonominya. Tapi sebenarnya, industri di Jepang itu lebih banyak di Jepang Barat. Jadi tidak begitu mempengaruhi. Bahkan banyak produk-produk yang sudah dibuat di luar negeri. Oleh karena itu saya melihat pengaruhnya tidak begitu besar.

Kerjasama luar negeri akan tetap jalan, saya yakin itu tidak akan berubah. Justru dengan dari investasi mereka yanga ada di luar negeri yang membantu mereka. Karena gempa, produksi di Jepang tidak bisa dilakukan, jadi dipindah ke Indonesia atau ke negara yang lain. Investasi Jepang di Asia ini kan hampir semua ada. Jadi sebenarnya ini membantu dalam negeri. Tapi kalau saya melihat, pengaruhnya juga tidak terlalu besar karena kebanyakan industri penting di Jepang itu di wilayah Jepang barat. Jadi tidak terlampau signifikan juga.

Anda mengatakan tadi bahwa dengan produksi dalam negeri Indonesia, kita bisa membantu Jepang. Bisa anda jelaskan maksudnya ?

Kita sekarang kalau bisa industri dalam negeri Indonesia ini bisa meningkatkan kegiatan produksinya untuk bisa membantu kembali Jepang. Saya kira, banyak yang bisa dibantu. Tapi memang Jepang ini cukup ketat dengan standar nasional industrinya. Jadi kalaupun kita mengirim makanan, saya agak ragu, apakah kita bisa mengirim makanan. Kecuali makanan itu berasal dari perusahaan Jepang yang ada di Indonesia. Atau yang sudah memenuhi standar industri mereka. Nah itu yang mungkin kita bisa inikan.

Dari penjelasan anda tadi, bisa dikatakan bahwa ekonomi di Jepang maupun di Indonesia itu tidak terlalu terperngaruh ?

Belum bisa diprediksi. Kalau untuk industrinya itu lebih banyak di wilayah Jepang Barat, kalau yang terkena bencana ini kan Jepang Utara Timur. Jadi masih relatif aman lah, paling terasa saja gempanya dan lain sebagainya. Cuma bagaimanapun akan mempengaruhi ekonomi Jepang. Kalau saya perhatikan dengan banyaknya industri yang sudah ada diluar Jepang, saya kita tidak akan memberikan pengaruh signifikan.

Dengan bencana ini, Jepang kemungkinan akan melakukan penghematan ekonomi, apakah penghematan ini akan mempengaruhi ekonominya ?

Dari tahun ke tahun mereka melakukan penghematan, ada krisis atau tidak. Itu sudah menjadi gaya hidup mereka. Mereka sudah terbiasa hidup hemat, serba simpel, apa yang dibutuhkan saja, tidak terlampau konsumtif.

Kalau ditinjau dari sisi impor Jepang, bagaimana pengaruh bencana ini ?

Justru kalau dilihat sekarang, mereka harus melakukan recovery. Pembanguan insfrastruktur segala mereka kan harus benahi lagi, rumah-rumah yang hancur itu dibangun kembali. Bisa jadi itu dari Indonesia. Jadi bisa saja impor dari Indonesia bisa meningkat. Karena kegiatan pabrik Jepang di luar negeri yang akan melakukan kegiatan. Menurut hitungan saya demikian.

Jepang bukan hanya sekali ini mengalami gempa, anda pun pasti mengetahuinya karena pernah lama tinggal di negara itu. Bagaimana sebenarnya mereka kemudian bisa memulihkan diri, seberapa cepat hal itu dilakukan ?

Masyarakatnya sudah terbiasa mengahadapi gempa. Bagaimana cara menghadapi itu sudah dari taman kanak-kanak diajarkan, apa sikap yang seharusnya dilakukan. Sehingga dengan kondisi begini mereka sudah siap. Pendidikan tentang itu sudah selalu diberitahukan. mereka sudah terlatih sudah sejak seolah bertahan bisa mengatasi ini.

Jadi memang ekonominya ada pengaruh. Cuma menurut saya tidak begitu, dia akan cepat pulih, optimisme saya mereka cepat pulih. Mereka ini cepat mengatasinya, listrik langsung mereka kerjakan, langsung ada perbaikan, air dirapikan. Dalam waktu satu dua hari mereka bisa mengatasi masalahnya. Ini karena mereka sudah memiliki SOP yang jelas. Jadi mereka tahu apa yang mereka lakukan.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement