EKBIS.CO, MAKASSAR--Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan kembali mengajukan ijin ekspor beras kepada pemerintah pusat, menyusul permintaan beras dari beberapa negara tetangga seperti Malaysia.
Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo di Makassar, Jumat mengatakan, pada 2009 Sulsel sempat memperoleh ijin ekspor beras dari pemerintah pusat sebesar 100 ribu ton, namun ijin tersebut ditangguhkan untuk sementara karena pertimbangan kondisi cuaca yang tak menentu dan perkiraan krisis pangan.
"Kita mengupayakan terus, karena kondisi cuaca yang tidak menentu dan perkiraan krisis pangan, tentu Sulsel harus mengalah untuk kepentingan ketahanan pangan nasional," jelasnya.
Ia mengatakan, kondisi perberasan di Sulsel saat ini sangat baik termasuk harga pembelian ke petani. "Persediaan kita di gudang kita bagus, harga juga makin baik," katanya.
Pemprov juga terus mengupayakan untuk memenuhi target pengadaan gudang dan mesin pengering di setiap kabupaten dan kota untuk mempertahankan kualitas beras petani. Menurutnya, harga pembelian beras petani dengan kualitas rendah, penurunannya harganya cukup besar dari Rp 5400 turun menjadi Rp 4000.
"Kondisi tersebut pada pertanian memang normal, tapi negara lain sudah mampu mempertahankan kualitas dengan teknologi yang mereka miliki, kenapa kita tidak ikut, kita kan mau maju juga," jelasnya.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menargetkan produksi Gabah Kering Giling (GKG) nasional 2011 mencapai 70,6 juta ton, sementara target Kementerian Pertanian berdasarkan anggaran sekitar 68 juta ton kata Staf Ahli Menteri Pertanian, Iskandar Andi Nuhung beberapa waktu lalu.
Target tersebut, dapat dicapai dengan memobilisasi seluruh potensi yang ada serta tergantung kebijakan masing-masing pemerintah daerah.
Peta produksi nasional rata-rata 5,1 ton per hektare dan Sulsel hampir mencapai angka tersebut bahkan dengan infrastruktur yang tak selengkap di Jawa. Sulsel sendiri, menargetkan, produksi beras surplus hingga 2,1 juta pada 2011 dari surplus dua juta ton yang telah dicapai selama dua tahun terakhir.