EKBIS.CO, JAKARTA - Kelompok Bank Dunia menyatakan, akan menerapkan kerangka kerja dan strategi yang baru Bank Dunia dan IFC (international Fund Corporation) sebagai pedoman untuk aktifitas kedua institusi di sektor kelapa sawit di seluruh dunia.
Vice President IFC untuk Business Advicory Services, Rachel Kyta, dalam keterangan pers di Jakarta, Selasa (5/4) mengatakan, kerangka kerja dan strategi itu adalah hasil dari konsultasi mendalam dengan beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM) lingkungan dan sosial, petani, masyarakat asli yang tinggal di sektor perkebunan kelapa sawit, perusahaan swasta dan pemerintah.
Respon yang diterima dari rangkaian konsultasi tersebut menegaskan bahwa sektor kelapa sawit dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan jika dilakukan dengan menerapkan standar kelestarian dan sosial yang ketat.
Rachel Kyta mengatakan, para pemangku kepentingan dari sektor swasta, pemerintah, dan masyarakat sangat memahami potensi industri kelapa sawit untuk mengurangi kemiskinan jika dilakukan sesuai dengan praktik-praktik terpuji dalam pelestarian lingkungan dan sosial.
"Para pemangku kepentingan meminta kelompok Bank Dunia untuk mendukung model terbaru dalam membiayai sektor ini sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat rendah dan lingkungan. Kami berkomitmen untuk melakukan hal tersebut, " ucapnya.
Minyak sawit, lanjut dia diproduksi dan mempekerjakan lebih dari enam juta orang di pedesaan di seluruh dunia. Petani rakyat mendominasi produksi minyak sawit dan jumlahnya terus meningkat.
Sekitar 70 persen produksi minyak sawit digunakan sebagai bahan baku utama dalam masakan oleh masyarakat berpendapatan rendah di Asia dan Afrika. Walaupun kelompok Bank Dunia merupakan pemain kecil di indusri kelapa sawit, ungkap Vice President World Bank for Sustainable Developmen, kontribusi guna kelestarian sektor ini terus meningkat,
"Fokus Kami memberikan dukungan kepada petani rakyat dan masyarakat pedesaan yang berpenghasilan rendah sekaligus menjaga kelestarian lingkungan, ujarnya.
Kerangka kerja kelompok Bank Dunia dan Strategi IFC akan memprioritaskan inisiatif-inisiatif institusi dan pasar yang mendukung petani rakyat dan mendorong pemerataan manfaat bagi masyarakat di pedesaan.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan membantu mengeluarkan kelompok produsen petani rakyat, memperluas akses terhadap pembiayaan dan pasar bagi petani rakyat, katanya.