EKBIS.CO, SURABAYA - Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP-Migas) segera memulangkan kapal-kapal berbendera asing yang selama ini beroperasi di lokasi eksplorasi LNG Tangguh, Papua. Pemulangan dilakukan seiring dengan beroperasinya kapal produksi PT PAL Indonesia.
"Dengan beroperasinya empat kapal buatan PT PAL, secara bertahap kami akan memulangkan kapal-kapal berbendera asing," kata Wakil Kepala BP-Migas, Hardiono di Surabaya, Kamis.
Selama ini kapal-kapal asing berbendera Singapura, Liberia, dan Panama disewa pihak BP, perusahaan migas asal Inggris selaku operator LNG Tangguh, digunakan untuk pengangkutan gas alam cair dari perairan laut dalam di wilayah timur Indonesia itu menuju Pelabuhan Tangguh, Papua.
Namun, seiring dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran yang di dalamnya mengamanatkan asas cabotage, maka sistem pengangkutan di dalam negeri mengharuskan penggunaan kapal berbendera Indonesia yang diproduksi perusahaan nasional.
"Saya kira empat kapal buatan dalam negeri untuk dioperasikan di LNG Tangguh sudah cukup. Kalau dirasa masing kurang, kami akan pesan lagi kepada perusahaan galangan kapal nasional," katanya usai menyaksikan penyerahan kapal tunda jenis Escort Tug 4.400 HP dari PAL kepada KJP Consortium yang mengoperasikan kapal di LNG Tangguh.
BP-Migas melalui perusahaan konsorsium JGC-PT KBR "Indonesia Joint Operation" sejak 2007 memesan empat unit Escort Tug 4.400 HP kepada PAL.
Dari empat kapal tunda itu, tiga di antaranya sudah diserahkan kepada pemesan, yakni Tangguh Mangiwang sejak 1 Oktober 2010, Tangguh Garopa pada 26 Januari 2011, dan Tangguh Pauru pada 23 April 2011. Sedangkan Tangguh Ewako diserahkan Kamis pagi di Dermaga Divisi Kapal Perang PAL, Surabaya.
Sementara itu, Direktur Industri Maritim, Kedirgantaraan, dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian, Soerjono mengatakan, kemampuan PAL dalam memproduksi kapal dari berbagai jenis sudah tidak perlu diragukan lagi.
"Untuk itu kami mendorong, LNG Tangguh, BP-Migas, JGP-PT KBR Indonesia Joint Operation, dan perusahaan-perusahaan lain untuk memesan kapal kepada PT PAL," ujarnya.
Sampai saat ini PAL sudah memproduksi 200 unit kapal dari berbagai jenis. "Proyek besar yang dikerjakan PAL saat ini adalah pembangunan kapal tanker berbobot 17.500 DWT pesanan Pertamina dan kapal PKR (perusak kawal rudal) pesanan TNI-AL," ucapnya.
Penyerahan kapal tunda Tangguh Ewako dari Dirut PT PAL, Harsusanto, kepada Direktur Proyek JGC-PT KBR Indonesia, Tadashi Asanabe, disaksikan sejumlah pejabat kedua belah pihak, pejabat BP-Migas, dan kalangan perbankan.
Escort Tug 4.400 HP buatan PAL itu mampu menarik kapal tanker dengan beban maksimum 55,3 ton dalam kecepatan maksimum 12,6 knot.
"Kami berharap kerja sama dengan JGC-PT KBR Indonesia Joint Operation ini dapat terus berlangsung, dan tidak hanya terhenti pada pengadaan kapal, melainkan juga perbaikan dan pengadaan kapal," kata Harsusanto, berharap.