EKBIS.CO, KUTAI--Peserta Pekan Nasional XIII Petani-Nelayan mengusulkan agar pemerintah segera membentuk bank pertanian. Bank khusus untuk petani-nelayan tersebut dinilai merupakan solusi sulitnya permodalan bagi petani kecil.
Usulan tersebut disampaikan petani asal Sulawesi Selatan, Rohman Daeng Tayem, saat temu wicara dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di GOR Pencak Silat, Komplek Olahraga Stadion Haji Ambut, Teranggong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (22/6).
Rohman mengungkapkan, bank tersebut dapat didesain khusus melayani petani dan nelayan. Dengan adanya bank tersebut, ungkapnya, maka petani dan nelayan dapat lebih mudah mengakses kredit perbankan karena selama ini kredit usaha rakyat (kur) masih dinilai tidak ramah bagi petani kecil yang tidak memiliki agunan. "Petani bisa belajar bagaimana menabung di bank,"ujarnya.
Menanggapi usul tersebut, Presiden SBY meminta agar ide bank pertanian dikaji lebih jauh bagaimana kekurangan dan kelebihannya. "Tidak bisa saya mendadak bangun, ada ide kemudian diwujudkan,"tutur SBY dari Istana Negara, Jakarta.
Menurutnya, budaya menabung di kalangan petani memang masih perlu dibangun. Pasalnya, para petani bisa memperoleh pinjaman untuk modal usahanya dari budaya menabung tersebut. "Tolong dikaji cepat kalau memang solusi mengapa tidak?"jelasnya.
SBY pun menjelaskan masih ada sekitar Rp 9 Triliun dari target kredit Rp 20 Triliun plafon yang akan dikucurkan oleh bank-bank pemerintah bagi usaha kecil dan mikro - termasuk petani - dalam semester ke-2 tahun ini.
Oleh karena itu, SBY berjanji akan berkoordinasi dengan bank plat merah agar tidak mempersulit pengucuran kredit tersebut khususnya kepada petani yang tidak mempunyai agunan. "(untuk petani) jaminan diberikan pemerintah,"ujarnya.
Menteri Pertanian, Suswono, mengungkapkan sebenarnya yang dibutuhkan oleh petani bukan bank pertanian. Tetapi, tuturnya, fungsi bank yang mendukung pertanian. Ia pun kembali meminta agar perbankan mendukung permodalan para petani. Kredit, ujarnya, harus lebih mudah didapatkan bagi petani kecil.
Lebih lanjut, Suswono mengungkapkan pembentukan bank pertanian akan menghabiskan biaya untuk pembuatan infrastruktur baru. Padahal, tuturnya,sudah ada BRI yang aksesnya bisa sampai ke kecamatan. "Kalau difungsikan dengan baik, akan lebih mudah daripada membangun bank pertanian yang butuh infrastruktur baru,"ujarnya.