Kamis 25 Aug 2011 15:08 WIB

Katanya Sih, Pemerintah Serius Kurangi Utang

Rep: M Ikhsan Shiddieqy/ Red: Djibril Muhammad
Hatta Radjasa
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Hatta Radjasa

EKBIS.CO, JAKARTA - Pemerintah menyatakan keseriusannya dalam mengurangi utang untuk pembiayaan. Kesepakatan soal pengurangan utang sudah tercapai dalam tingkat Sidang Kabinet.

Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, utang Indonesia sudah terkelola dengan baik. "Utang cukup bagus, ter-manage dengan baik," kata Hatta usai rapat tentang perkembangan ekonomi Indonesia dan global di Gedung Bank Indonesia, Kamis (25/8).

Rapat itu dihadiri Menkeu Agus Martowardojo, Mendag Mari Elka Pengestu, Menteri PPN/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana, dan Gubernur BI Darmin Nasution. Hatta menegaskan, pemerintah sepakat terus mengurangi utang atau pinjaman-pinjaman.

Langkah konkretnya adalah menggunakan pembiayaan dalam negeri untuk pembangunan infrastruktur. Hal itu sudah dimulai pemerintah.

Hatta menyampaikan itu menanggapi penerbitan sukuk (obligasi syariah) global pada triwulan ketiga tahun ini. Dana yang direncanakan terhimpun dari penerbitan sukuk global ini maksimal sebesar satu miliar dolar AS.

Pemerintah akan memilih tiga penjamin emisi (underwriters) dalam penerbitan sukuk global. Komponen penerbitan sukuk global ini sudah disiapkan, termasuk underlying asset. Tiga penjamin emisi yang akan dipilih pemerintah ini nantinya mewakili Asia, Eropa, dan AS.

Dalam RAPBN 2012, pemerintah mengalokasikan Rp 123.072 miliar atau 1,5 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) untuk pembayaran bunga utang. Jumlah tersebut meningkat dari alokasi pembayaran bunga utang di APBN Perubahan 2011 yang sebesar Rp 106.583,8 miliar.

Alokasi pembayaran bunga utang itu terdiri dari pembayaran bunga utang dalam negeri sebesar RP 89.357,7 miliar dan pembiayaan bunga utang luar negeri Rp 33.714,3. Beban bunga utang merupakan bagian dari kewajiban yang harus dipenuhi oleh pemerintah selain pembayaran jatuh tempo pokok utang.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement