Rabu 14 Sep 2011 14:45 WIB

Tutup Defisit, Pemerintah Utang 1,9 Miliar Dolar AS

Rep: M Ikhsan Shiddieqy/ Red: taufik rachman

EKBIS.CO, JAKARTA-Pemerintah berencana menarik pinjaman dari lembaga-lembaga internasional sebanyak 1,9 miliar dolar AS. Pinjaman tersebut bersumber dari Bank Dunia 1,3 miliar dolar AS, Asia Development Bank 450 juta dolar AS, Japan International Corporation Agency (JICA) sebesar 150 juta dolar AS.

Pinjaman itu termasuk dalam pinjaman program. Pinjaman luar negeri ada dua macam, yakni pinjaman program dan pinjaman proyek. Pinjaman tunai ini untuk tutupi defisit anggaran dari kreditor multilateral atau bilateral

Hal itu disampaikan Dirjen Pengelolaan Utang Kemenkeu Rahmat Waluyanto dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR di Gedung DPR, Rabu (14/9). "2012 ini kita akan tarik 1,9 miliar dolar AS," kata Rahmat. Kreditur memberi pinjaman karena melihat Indonesia punya program menarik.

Dalam Nota Keuangan dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal 2012 disebutkan. Penarikan pinjaman luar negeri terdiri dari pinjaman program sebesar Rp 16,9 triliun dan pinjaman proyek sebesar Rp 39,1 triliun yang didalamnya termasuk penerusan pinjaman sebesar Rp 9 triliun.

Penarikan pinjaman untuk proyek Pemerintah Pusat sebesar Rp 30,1 triliun tersebut terdiri atas pinjaman proyek pada kementerian/lembaga sebesar Rp 28,3 triliun dan penarikan pinjaman yang diterushibahkan ke pemerintah daerah sebesar Rp 1,8 triliun.

Pembiayaan yang bersumber dari pinjaman program masih diperlukan oleh pemerintah dan lebih diarahkan untuk dipenuhi dari jenis pinjaman program dengan skema refinancing modality, yakni pinjaman tunai yang penarikannya mensyaratkan telah tercapainya pelaksanaan suatu kegiatan tertentu oleh pemerintah.

"Perkembangan pembiayaan utang 2006-2011 secara nominal, baik bunga atau pokok utang, mengalami peningkatan," kata Rahmat. Kenaikan utang ini perlu karena masih ada defisit dan adanya kebutuhan refinancing utang jatuh tempo yang sampai 2014 mencapai puncak.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement