EKBIS.CO, JAKARTA – Enam jam setelah dilantik menjadi Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan berjanji akan memprioritaskan penguatan pasar dalam negeri. Pasar Dalam negeri menurutnya selama ini menopang pertumbuhan perekonomian nasional, sehingga patut dimaksimalkan.
Gita menjelaskan saat ini Indonesia sudah terimbas krisis global, sehingga ketidakpastian laju ekspor semakin meningkat. Hal ini membuatnya memutuskan akan memprioritaskan pasar dalam negeri karena selama ini memberikan kekuatan luar biasa kepada perekonomian.
Hanya saja ketika ditanya adakah program khusus untuk penguatan pasar dalam negeri, ia menyatakan saat ini belum ada program khusus. ‘’Beri saya waktu,’’ tuturnya setelah acara seremoni Serah Terima Jabatan Menteri Perdagangan, di Kementerian Perdagangan, Rabu (19/10).
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa ke depan perlu ada keseimbangan dan keadilan dalam perdagangan Internasional. Bagian dari semangat itu ialah melakukan ekspor untuk hal yang memberi nilai tambah dan kemudian juga memperhatikan kualitas barang ekspor. Ia meyakini ke depan Indonesia harus mampu mengekspor yang memiliki nilai tambah tanpa meninggalkan kualitas.
Akan tetapi, menurutnya bukan berarti ekspor barang mentah berhenti. ‘’Bukan berarti ekspor bahan mentah dihentikan, tapi yang harus ditingkatkan adalah yang selama ini tidak dilakukan,’’ tutur dia.
Ketika ditanya prioritas ekspor, Gita menjawab ekspor terkni harus dijaga agar target Pemerintah untuk mencapai angka 200 miliar dolar AS di tahun 2011 bisa tercapai. Cuma balik lagi seperti yang ia katakan sejak awal, bahwa Kementerian Perdagangan harus tetap menjaga semangat keseimbangan dan keadilan.
Kemudian dalam konteks impor, jika masih dalam tahap wajar bisa disebut lazim akan tetapi kalau sampai ketergantungan perlu ada penyikapan.
Bentuk penyikapannya menurut Gita ialah peningkatan kapasitas produksi untuk pasar domestik, khususnya untuk sayur-sayuran dan bahan pokok. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi ketergantungan terhadap impor.
Contohnya ialah misalnya Indonesia sampai ketergantungan produk kentang, maka menurutnya kurang baik karena di dalam negeri sendiri juga memproduksi. Cuma ia menyatakan akan mempelajari kembali langkah yang tepat agar bisa memperkuat kapasitas dalam negeri.
Soal gambaran langkah konkrit menekan impor, saat ini ia belum memiliki formula khusus. Hanya saja jika diberi waktu, ia meyakini ada pandangan yg lebih terarah dengan langkah spesifik.
Soal menghadapi krisis global, ia mengaku optimis Indonesia mampu melewatinya bahkan menahan efek samping krisis global. Menurutnya fundamental ekonomi Indonesia diyakini amat kuat, bahkan bisa menginspirasi negara lain yang tergantung ekspor.