EKBIS.CO, JAKARTA - Meningkatnya bisnis gadai emas di perbankan syariah tidak membuat Perum Pegadaian kehilangan nasabah. Pegadaian mampu meraih laba Rp 1,9 triliun dan menjual hingga 1,4 ton emas per September 2011.
Peningkatan omset gadai emas Pegadaian cukup signifikan, yakni mencapai Rp 10 miliar dalam sembilan bulan. Pada akhir 2010, Perum Pegadaian mampu meraih omset gadai emas hingga Rp 62 triliun. Jumlah itu meningkat menjadi Rp 72 triliun per September 2011. “Kalau dikatakan nasabah Pegadaian direbut perbankan syariah, itu tidak. Kami masih banyak peluang garap gadai emas, “ ujar Direktur Operasional Perum Pegadaian, Mochamad Edy Prayitno, Kamis (27/10).
Menurutnya, bisnis gadai emas di Pegadaian melayani pembiayaan dari Rp 20 ribu hingga Rp 20 juta. Dengan bermain di level mikro, Pegadaian tidak kehilangan nasabah. “Kita terima yang kecil-kecil, ritel, tidak main sampai kiloan, “ ujarnya.
Selain di level mikro, Pegadaian berani mematok Loan to Value (LTV) atau rasio nilai barang hingga 93 persen. Hal itu didukung pula nasabah yang menggunakan gadai emas karena membutuhkan dana darurat, bukan spekulasi. “Orang datang ke pegadaian butuh dana untuk usaha produktif sehingga kami tidak merugi, “ ujar dia.
Laba Pegadaian juga berasal dari penjualan emas. Per September 2011, penjualan emas di Pegadaian mencapai 1,4 ton. Untuk mengantisipasi kerugian, Pegadaian mematok uang muka hingga 20 persen pada penjualan emas.
Menurut Edy, sebagian besar emas tersebut digunakan nasabah sebagai investasi. Karena itu, Pegadaian tidak menanggung kerugian akibat penarikan emas besar-besaran ketika harga di pasaran naik. “Bisnis emas akan berkilau jika digunakan untuk usaha produktif, yang bahaya digunakan sebagai capital gain, “ ujarnya.