EKBIS.CO, JAKARTA – Kerjasama ekonomi kelompok delapan negara Muslim atau D-8 hingga kini belum menampakkan hasil nyata. Padahal kelompok kerja ini telah dibentuk sejak 2009.
‘’Belum terlihat hasil konkrit kerjasama kelompok ini,’’ tutur Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Panggah Susanto, usai membuka acara Working Group Task force Textile and Garment, Mercure Hotel, Kamis (27/10).
Menurut Panggah, selama ini upaya membangun sektor industri melalui kerjasama di antara negara anggota D-8 belum memberi dampak signifikan bagi ekonomi masing-masing negara anggota. Begitu juga dengan 11 satuan kerja yang dibentuk dalam WGIC (Working Group on Industrial Cooperation) IV di Bali.
Padahal kelompok negara Muslim ini memiliki pasar yang begitu besar. Per Juli 2011, total populasi negara-negara D-8 mencapai 860 juta jiwa atau 15 persen dari total penduduk dunia. Kekuatan tersebut menurut Panggah seharusnya memberikan dampak berarti bagi pasar dunia yang semakin dinamis.
Panggah menggarisbawahi khususnya di sektor tekstil dan produk tekstil (TPT). Hal ini menurut Panggah karena sebagian besar anggota D-8 industri tekstilnya belum terlalu maju, kecuali Turki. ’’Permasalahan kedelapan negara sama,’’ tutur Panggah. Meski Turki terbilang maju, akan tetapi mesin tekstilnya tak bisa dibandingkan dengan Cina ataupun Jepang.