Jumat 11 Nov 2011 16:38 WIB

Kian Banyak Orang Makan Daging, Impor Sapi Diprediksi Masih Tinggi

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Daging sapi impor (Ilustrasi)
Daging sapi impor (Ilustrasi)

EKBIS.CO, JAKARTA – Polemik kebutuhan daging nasional selalu berujung pada sapi impor. Didorong kebutuhan itu pula, impor sapi tahun depan agaknya masih tinggi. Sebab, hasil analisis suplai ketersediaan sapi pada 2011, sebagian besarnya terdiri dari ternak betina dewasa berumur rata-rata enam tahun.

Menurut aturan dalam Pasal 86 Undang-Undang Nomor 18/ 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, sapi betina boleh dipotong jika tak produktif lagi. Artinya bila sudah beranak lebih dari lima kali atau berumur di atas delapan tahun.

“Sapi lokal mana lagi yang akan memasok kebutuhan? Semuanya betina,” kata Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen dan Feetloter Indonesia (Apfindo) Joni Liano kepada Republika di Hotel Borobudur Jakarta, Jumat (11/11). P

Pertumbuhan konsumsi daging sapi yang tinggi tak diimbangi dengan daya produksi daging sapi dalam negeri. Akibatnya, ketergantungan terhadap impor semakin tinggi.

Joni memaparkan jika sapi betina yang boleh dipotong hanya yang berusia di atas delapan tahun, maka kekurangan sapi untuk kebutuhan nasional tahun depan mencapai satu juta ekor. Artinya, negara harus mengusahakan satu juta ekor sapi tersebut, baik dari impor, atau sumber lainnya.

Satu juta ekor tersebut, kata Joni, setara dengan 180 ribu ton daging sapi. Proporsional pembagiannya, 180 ribu ton daging sapi ini dapat berasal dari 100 ribu ton daging sapi bakalan dan 80 ribu ton daging sapi lokal.

“Seratus ribu ton daging sapi bakalan ini setara dengan 550 ribu ekor sapi bakalan yang minimal harus diimpor tahun depan,” katanya.

Joni mempertanyakan kembali bentrokan antara aturan dalam UU Peternakan dan Kesehatan Hewan dengan kenyataan di lapangan. Sebab, swasembada hanya bisa tercapai jika pemerintah membolehkan memotong sapi betina berusia minimal enam tahun. “Mau tak mau itu faktanya, Menteri (Pertanian) harus tahu itu,” kata Joni.

Hasil sensus ternak nasional 2011, populasi sapi dan kerbau telah mencapai 14,8 juta ekor. Suplai ternak betina dewasa di atas umur enam tahun dan ternak jantan dewasa yang menjadi potensial stok untuk suplai 2012 mencapai 3,048 juta ekor.

Sekretaris Dirjen Peternakan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Riwantoro mengatakan jika alternatif potensial potensial stok itu dapat termanfaatkan 80 – 85 persen menjadi ternak siap potong, maka konsumsi tahun depan sebenarnya cukup.

“Hanya saja ada beberapa potensi masalah, seperti sulitnya distribusi ternak, dan produksi daging di Jawa masih belum mencukupi,” katanya dalam diskusi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement