Senin 21 Nov 2011 11:25 WIB

Infrastruktur dan Masalah Buruh Hambat Ekonomi Indonesia

Rep: M Ikhsan Shiddieqy/ Red: Stevy Maradona
Massa dari gabungan organisasi buruh dan pekerja melakukan aksi memperingati Hari Buruh Internasional (May Day), di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (1/5). Aksi May Day kali ini mengangkat isu
Foto: Antara
Massa dari gabungan organisasi buruh dan pekerja melakukan aksi memperingati Hari Buruh Internasional (May Day), di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (1/5). Aksi May Day kali ini mengangkat isu "Komite Aksi Jaminan Sosial" yang memperjuangkan penge

JAKARTA-Persoalan infrastruktur di Indonesia  menjadi faktor penghambat investasi dan pertumbuhan ekonomi. Indonesia sebenarnya memiliki nilai tambah yang besar di mata investor, seperti konsumsi domestik yang tinggi dan kelebihan demografis. 

Pemerintah perlu melakukan reformasi struktural untuk menggaet peluang investasi itu. "Prioritas reformasi itu pada aturan ketenagakerjaan, mempermudah syarat dalam melakukan bisnis, memperbaiki hambatan infrastruktur, dan lainnya," kata Kepala Ekonom HSBC untuk India dan ASEAN Leif Lybecker Eskesen dalam 'Economic Outlook 2012' di kantor HSBC, Senin (21/11). 

Faktor yang memengaruhi Foreign Direct Investment (FDI) ke Indonesia adalah upah buruh yang relatif rendah, yakni sekitar satu per tiga dari Cina.

"Progres penyelesaian yang signifikan dalam masalah ini bisa meningkatkan pertumbuhan secara signifikan," ujar Eskesen. 

Secara umum, Eskesen memprediksi pertumbuhan ekonomi tetap baik sampai akhir 2011 dan 2012. Faktor pendukungnya adalah konsumsi dan investasi swasta. Hal itu akan membuat inflasi dalam posisi tetap.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement