EKBIS.CO, MALANG-- Ekonom Universitas Brawijaya Achmad Erani Yustika menilai, buruknya infrastruktur menyebabkan harga bahan pangan di Indonesia terutama di luar Pulau Jawa menjadi mahal.
"Infrastruktur pendukung distribusi bahan pangan ke daerah lain dari sistem terpusat di Pulau Jawa inilah yang membuat harga pangan di luar Jawa menjadi mahal akibat biaya distribusi (pengiriman) juga mahal," tegasnya di Malang, Senin.
Menurut dia, sistem distribusi termasuk bongkar muat bahan pangan yang sebagian besar dipusatkan di Jawa tersebut membuat ketidakefektifan dan ketidakefisienan biaya. Kondisi tersebut sebagai akibat buruknya infrastruktur pendukung yang ada di luar Pulau Jawa.
Selain distribusi, lanjutnya, sistem "rente" yang dipraktikkan dalam pengadaan pangan juga menjadi penyebab utama mahalnya harga bahan pangan dan kebutuhan pokok lainnya, seperti gula pasir, minyak goreng, jagung, dan kedelai.
Ia mengaku, sebenarnya banyak faktor yang menyebabkan ketersediaan pasokan bahan pangan di Indonesia menjadi amburadul, karena selain dua faktor penyebab tersebut, adanya "mafia" distribusi juga memiliki andil besar dalam hal pasokan.
Kondisi itu, lanjutnya, diperparah dengan hasil produksi dan kebutuhan bahan pangan khususnya beras ada kesenjangan, sehingga mau tidak mau, suka tidak suka, pemerintah mengambil kebijakan impor untuk menambah cadangan (stok).