EKBIS.CO, JAKARTA---Pertumbuhan aset bank syariah di tanah air telah menembus hingga rata-rata 40 persen per tahun dalam lima tahun terakhir. Tingginya performa bank syariah tersebut menuntut tenaga kerja baru. Akan tetapi, kebutuhan bank syariah tersebut masih belum dapat dipenuhi pasar tenaga kerja, khususnya untuk posisi analis pembiayaan.
Menurut Direktur Bisnis BNI Syariah, Bambang Widjanarko, pertumbuhan bank syariah menemui kendala khusus dalam Sumber Daya Manusia (SDM). Bagian personalia dan pimpinan menjadi posisi yang jarang mendapat calon SDM professional. “Terutama untuk analis pembiayaan untuk musyarakah dan mudharabah itu masih sangat jarang, “ ungkapnya, Jumat (16/3).
Sulitnya mencari analis pembiayaan itu membuat bank syariah juga kesulitan untuk meningkatkan pembiayaan dengan akad berbasis bagi hasil tersebut. Lantaran hal itu, bank syariah lebih memilih untuk menyalurkan pembiayaan konsumer dengan akad murabahah. “Tenaga analisnya masih terbatas kalau mau masuk pembiayaan musyarakah dan mudharabah, “ ungkapnya.
Bambang mengakui sejumlah perguruan tinggi telah mulai membuka program studi ekonomi syariah. Hal ini diharapkan bisa membantu mengatasi permasalahan SDM di bank syariah. “Kita berharap pemenuhan SDM itu bisa masuk dalam bidang pembiayaan, “ ujar dia.
Sebelumnya, kebutuhan tenaga kerja di bank syariah diprediksi bisa sampai 900 ribu orang dalam empat tahun ke depan. Hal ini lantaran pertumbuhan bank syariah cukup pesat dalam beberapa bulan terakhir.