EKBIS.CO, JAKARTA -- Prudential Indonesia meraup pendapatan premi sebesar Rp 14,84 triliun selama 2011 yang naik 47 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp 10 triliun. Pendapatan premi tersebut disumbang pertumbuhan premi baru yang naik hingga 63 persen senilai Rp 7,9 triliun.
Dengan pertumbuhan pendatapan premi tersebut, Prudential Indonesia meraup laba setelah pajak sebesar Rp 2,6 triliun yang naik 13 persen dari tahun sebelumnya. Selama 2011, pemegang polis meningkat 24 persen dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 1,4 juta orang. Penambahan ini turut menaikkan agen Prudential Indonesia hingga 68 persen menjadi lebih dari 143 ribu orang.
"Jumlah nasabah Prudential Indonesia sebanyak 1,4 juta merupakan 16 persen dari total jumlah tertanggung perorangan sebanyak 8,9 juta orang pada 2011," ujar Presiden Direktur Prudential Indonesia, William Kuan, di Jakarta, Kamis (19/4).
Pada 2011, Prudential Indonesia membayar total klaim senilai Rp 3,9 triliun. Jumlah klaim tersebut naik 18 persen dari 2010. Dari produk asuransi, Prudential Indonesia mencatatkan pertumbuhan hingga 48,5 persen untuk produk unit-linked sebesar Rp 14,5 triliun. Sementara pertumbuhan Partnership Distribution mencapai Rp 2,4 triliun atau naik 84 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Dana kelolaan pada 2011 juga naik hingga 23 persen dibandingkan periode sebelumnya menjadi Rp 27,5 triliun. Dana kelolaan ini sebagian besar disalurkan ke saham yang porsinya mencapai 60 persen. Sisanya disalurkan ke obligasi, pasar uang, dan lain-lain.
Total aset Prudential Indonesia naik 27,6 persen atau sebesar Rp 30,9 triliun. Dengan capaian tersebut, rasio solvabilitas atau Risk-Based Capital/RBC mencapai 548 persen, di atas ketentuan pemerintah sebesar 120 persen.
Kontribusi Syariah
Kinerja Prudential Indonesia selama 2011 mencatatkan pertumbuhan yang signifikan pada produk syariah. Total pendapatan premi syariah tercatat mencapai Rp 1,7 triliun atau naik 33 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan total premi tersebut disumbang oleh kenaikan premi baru syariah yang mencapai 114 persen dari tahun sebelumnya menjadi Rp 850 miliar.
Menurut William, RBC syariah mencapai 72 persen. Jumlah ini jauh di atas ketentuan pemerintah sebesar 5 persen. "Kami optimis bisa meningkatkan kontribusi syariah tahun depan," ujarnya