Rabu 16 May 2012 03:51 WIB

Politik Yunani Kian tak Menentu, Saham Eropa Merosot

Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Pasar Saham Eropa
Foto: Reuters
Pasar Saham Eropa

EKBIS.CO, LONDON - Pasar saham Eropa jatuh dan euro meluncur tajam pada Selasa, di tengah berita bahwa Yunani menghadapi pemilihan baru dalam pemerintahan setelah pembicaraan terakhir dalam koalisi gagal. Kondisi itu mirip ketika Francois Hollande menjadi presiden baru Prancis.

Sosialis Hollande, 57, dilantik sembilan hari setelah mengalahkan pemain sayap kanan Nicolas Sarkozy, dan kemudian menuju ke Berlin untuk bertemu Kanselir Jerman Angela Merkel untuk pembicaraan yang didominasi oleh krisis zona euro.

Menjelang kunjungan luar negeri pertama Hollande sebagai presiden, data resmi menunjukkan bahwa Jerman terhindar dari resesi kuartal pertama. Sementara Prancis juga berhasil mengelak dari kontraksi dan mencatat pertumbuhan nol untuk periode yang sama.

Kemudian 17-negara zona euro juga mencatat pertumbuhan nol pada kuartal pertama tahun ini, menggagalkan prediksi suram berupa resesi.

Pada penutupan, indeks acuan FTSE 100 dari perusahaan utama London kehilangan 0,51 persen menjadi 5.437,62 poin, sementara di Frankfurt, indeks DAX 30 turun 0,79 persen menjadi 6.401,06 poin dan di Paris indeks CAC 40 jatuh 0,61 persen menjadi 3.039,27 poin.

Di Milan MiB FTSE merosot 2,56 persen menjadi 13.311 poin, di tengah berita bahwa Moody's telah menurunkan peringkat dari 26 pemberi pinjaman Italia di tengah kekhawatiran atas paparan mereka terhadap krisis utang.

Di Madrid, indeks IBEX 35 turun 1,6 persen menjadi 6.700,70 poin, karena sektor perbankan negara itu yang bermasalah tetap berada di bawah tekanan kuat.

Dalam perdagangan valuta asing, mata uang tunggal Eropa merosot di bawah 1,28 dolar menjadi 1,2771 dolar - titik terendah sejak 18 Januari. Itu dibandingkan dengan 1,2842 dolar tak lama sebelum pukul 13.15 GMT pada Selasa.

Sentimen investor terpukul keras, dan keuntungan pagi terhapus setelah pemimpin sosialis Partai Pasok, Evangelos Venizelos, mengatakan Yunani harus menggelar pemilu baru setelah pembicaraan mengenai pembentukan pemerintah baru gagal.

Perdagangan telah terangkat sebelumnya oleh data yang menunjukkan Jerman, didorong ekspor tumbuh 0,5 persen pada kuartal pertama, mengalahkan ekspektasi untuk tumbuh tipis 0,1 persen. Kondisi itu menyusul kontraksi 0,2 persen dalam tiga bulan terakhir tahun lalu, menghindari sebuah resesi yang didefinisikan sebagai dua kuartal berturut-turut tumbuh negatif.

"Meskipun data GDP Jerman datang di depan ekspektasi, awan badaimasih menggantung di zona euro," kata analis Mike McCudden di broker online Interactive Investor.  "Karena kisah Yunani yang sedang berlangsung meningkatkan kekhawatiran penularan lebih dalam ke seluruh zona euro di tengah reaksi umum terhadap langkah-langkah penghematan. Hollande dan Merkel memiliki waktu sekitar 24 jam untuk mengumumkan rencana yang akan menawarkan harapan untuk pasar."

Merkel adalah sekutu Sarkozy dan arsitek perjalanan penghematan fiskal Uni Eropa. Hollande menentang kecepatan dan kedalaman pemotongan yang diminta Berlin. Ia berencana menegosiasikan kembali pakta fiskal zona euro.

Jerman berkomitmen untuk disiplin anggaran, dan Merkel telah berulang kali bersikeras sejak Hollande terpilih bahwa pakta, yang ditandatangani oleh 25 dari 27 negara Uni Eropa dan sudah diratifikasi dalam beberapa hal, tidak terbuka untuk negosiasi ulang.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement