EKBIS.CO, JAKARTA - Nilai tukar rupiah yang terus melemah terhadap dolar AS beberapa pekan terakhir dinilai karena ulah para spekulan di pasar. Spekulasi tersebut membuat permintaan dolar terus bertambah.
Pakar Ekonomi, Didik J Rachbini mengakui merosotnya ekonomi Eropa berkontribusi terhadap pelemahan nilai tukar rupiah. Namun, spekulasi nilai tukar mata uang di pasar juga membuat rupiah melemah.
"Ada yang spekulatif dari kelompok yang mengamati pemerintah ketika membuat kebijakan," ujarnya dalam seminar 'Economic Outlook 2012', di Jakarta, Selasa (29/5).
Didik memaparkan kelompok tersebut dapat berspekulasi ketika pemerintah berencana impor minyak dalam jumlah besar. Kebijakan tersebut mengharuskan Bank Indonesia melepaskan cadangan devisa dolarnya untuk membayar impor minta.
"Satu transaksi saja itu sudah bisa ubah posisi rupiah kita terhadap dolar. Itu tidak hanya membuat permintaan dolar bertambah karena akan membeli minyak tapi ada yang punya rupiah juga beli dolar," ujarnya.
Meski demikian, dia mengaku kebijakan BI sudah baik dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Sejumlah kebijakan BI yang mengatur uang muka kredit konsumer serta gadai emas dinilai positif bagi perekonomian domestik. "Kebijakan BI sudah bagus," ujarnya.
Selain itu, fundamental ekonomi Indonesia sudah kuat. Cadangan devisa cukup besar sehingga nilai tukar rupiah tidak mudah goyah. "Kita tidak usah khawatir (dengan pelemahan rupiah) karena ini peristiwa sementara," ujarnya.