EKBIS.CO, JAKARTA - Masyarakat diminta berhati-hati dalam membeli produk makanan dan minuman menjelang puasa. Ketua Pusat Informasi Produk Industri Makanan dan Minuman (PIPIMM) Suroso Natakusuma mengimbau masyarakat agar lebih memperhatikan makanan dan minuman yang dibeli.
Pasalnya, pada tahun 2011 lalu, ditemukan 132 ribu kemasan produk makanan yang tidak sesuai persyaratan. Jumlah sebesar ini hanya ditemukan ketika menjelang momen lebaran. Dari sisi nominal, jumlah itu setara dengan Rp 3 triliun. "Kami mengajak konsumen melindungi dirinya untuk produk-produk yang kemungkinan membahayakan," ujar Suroso.
Temuan sebanyak itu terdapat pada 420 produk. Tiga persen produk pangan ditemukan dalam keadaan rusak, 31 persen kadaluwarsa, 44 persen pangan tanpa ijin edar, dan 22 persen tidak memenuhi ketentuan label. Produk tanpa izin edar terbanyak berasal dari Malaysia, Cina, Thailand dan Jepang.
Kasus-kasus yang kerap muncul menjelang lebaran antara lain produk pangan kadaluwarsa di parcel. Selain itu, ada potensi produk pangan kadaluwarsa yang di packing ulang dengan kemasan bening. Hingga triwulan pertama, impor produk pangan pada tahun 2012 meningkat 1,28 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. triwulan pertama 2012, impopr produk olahan mencapai 1,2 miliar dolar AS.
Sekretaris Jendral Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI) Franky Sibarani mengatakan meskipun kenaikan impor di triwulan pertama cenderung kecil, masyarakat harus tetap berhati-hati. Menurutnya, besarnya impor makanan dan minuman sebanyak 10 di sepanjang tahun lalu, bukan tidak mungkin rendahnya impor di semseter pertama ini disebabkan karena banyak beredar makanan dan minuman ilegal.
\