EKBIS.CO, JAKARTA — Aksi boikot terhadap sejumlah produk asing yang pro-terhadap Israel terus meluas di tengah masyarakat, tak terkecuali di Indonesia. Banyak warganet yang telah membuat list atau daftar produk pro-Israel dan menyerukan untuk beralih ke produk lokal.
Namun, seberapa sanggup produk dalam negeri menjadi pengganti?
Asisten Deputi Pembiayaan dan Investasi UKM, Deputi Bidang UKM, Kemenkop UKM, Temmy Satya Permana, mengatakan, semua pihak harus lebih sensitif dalam menyikapi aksi ini karena bagaimanapun, sebagian produk asing sudah membangun pabriknya di Indonesia.
Hal itu menjadi polemik tersendiri dalam aksi boikot akhir-akhir ini. “Mereka punya tenaga kerja (lokal) dan lain-lain. Ini masih menjadi polemik, sementara saya tidak bisa berkomentar,” kata Temmy saat ditemui di Jakarta, akhir pekan ini.
Namun, terlepas dari aksi boikot produk asing yang pro-Israel, Temmy mengatakan sejumlah sektor dari industri lokal yang menghasilkan barang asli dalam negeri juga tak kalah saing. Bahkan bisa menjadi pilihan bagi masyarakat yang memang ingin beralih.
“Tekstil sudah bisa, beberapa produk fesyen sudah bisa. Lalu kalau mbak-mbak pakai skin care kan sudah ada (yang lokal),” kata Temmy menambahkan.
Selain itu, Temmy menyebut, produk lokal untuk parfum juga telah banyak yang cukup bagus dan punya pasar besar di dalam negeri. Selain itu, industri sepatu lokal juga telah memiliki brand yang kuat di tengah konsumen.
Oleh karena itu, ia menyampaikan, sejatinya sebagian produk dari industri lokal sudah dapat menjadi alternatif pilihan masyarakat. “Namun, masalahnya mau atau tidak kita mendayagunakan teman-teman sebangsa. Kalau produk handphone ya saya juga pakai luar karena lokal belum ada yang bagus,” kata dia.