EKBIS.CO, PEKALONGAN--Para perajin tahu dan tempe di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, mulai mengurangi karyawan dan produksi akibat harga kedelai yang saat ini mencapai delapan ribu rupiah per kilogram.
Seorang perajin tahu di Pekalongan Parijo (35) di Pekalongan, Selasa, mengatakan bahwa kenaikan harga kedelai yang sudah tidak terkendali itu mengakibatkan para perajin kelimpungan, bahkan nyaris gulung tikar.
"Kami terpaksa harus mengurangi produksi dan tenaga karyawan karena harga bahan baku tahu sudah tidak terkendali lagi. Jika pun kami harus bertahan terpaksa tahu dijual dengan ukuran diperkecil dari ukuran sebelumnya," katanya.
Ia mengatakan bahwa selain harga kedelai melonjak, bahan baku tahu tersebut juga sulit diperoleh di pasaran sehingga sebagian perajin terpaksa harus menutup usahanya.
Jika perajin tahu harus bertahan berproduksi, katanya, mereka yang semula menggunakan kedelai kualitas terbaik terpaksa dengan kualitas sedang.
Saat ini, katanya, para perajin tahu sulit mendapatkan keuntungan karena mereka sulit menaikkan harga tahu di pasaran.
"Kami tidak mungkin menaikkan harga tahu karena para konsumen tidak mau tahu harga kedelai naik atau tidak. Jika pun kami memperoleh untung hanya berasal dari menjual ampas tahu," katanya.
Seorang perajin tempe di daerah itu, Iksanudin, mengatakan bahwa pengelolaan produksi tempe semula diserahkan kepada karyawannya, tetapi akibat kenaikan harga kedelai terpaksa dirinya turun untuk memasarkan tempe.
"Oleh karena itu, kami berharap pemerintah bisa menyikapi kenaikan harga kedelai agar perajin tahu dan tempe tidak semakin terpuruk," katanya.
Anggota Pendamping Paguyuban Perajin Tahu dan Tempe Kota Pekalongan Ahmad Teguh mengatakan bahwa harga kedelai yang saat sudah mencapai sekitar delapan ribu rupiah per kilogram akan mengakibatkan mereka kesulitan menjual produk bahan makanan pendamping nasi itu kepada konsumen.
"Jujur saja, saat ini banyak konsumen yang protes terhadap ukuran tempe yang kami jual karena perajin terpaksa memperkecil ukuran tempe agar tidak merugi. Oleh karena itu, kami berharap harga kedelai bisa turun kembali hingga Rp6.500 per kilogram," katanya.