Jumat 20 Jan 2023 20:34 WIB

Turunkan Harga Kedelai, Mendag Sederhanakan Mekanisme Bantuan

Mendag menegaskan komitmen pemerintah untuk menurunkan harga kedelai.

Red: Ahmad Fikri Noor
Pekerja mencuci kedelai di pabrik tempe Kejayan di Kampung Pejaten, Kramatwatu, Serang, Banten, Senin (31/10/2022). Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menegaskan komitmen pemerintah untuk menurunkan harga kedelai dari Rp 14 ribu menjadi Rp 12 ribu hingga Rp 11 ribu per kilogram.
Foto: ANTARA/Asep Fathulrahman
Pekerja mencuci kedelai di pabrik tempe Kejayan di Kampung Pejaten, Kramatwatu, Serang, Banten, Senin (31/10/2022). Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menegaskan komitmen pemerintah untuk menurunkan harga kedelai dari Rp 14 ribu menjadi Rp 12 ribu hingga Rp 11 ribu per kilogram.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menegaskan komitmen pemerintah untuk menurunkan harga kedelai dari Rp 14 ribu menjadi Rp 12 ribu hingga Rp 11 ribu per kilogram.

"Saya perjuangkan agar penggantian selisih harga pembelian itu lebih mudah diakses secara merata kepada perajin tahu dan tempe di seluruh Indonesia. Pemerintah akan mengganti selisih harganya. Saya sampaikan penggantiannya itu pada harga," ujar Zulkifli melalui keterangan resminya di Jakarta, Jumat (20/1/2023).

Baca Juga

Salah satu opsinya adalah penyederhanaan mekanisme pemberian bantuan penggantian selisih harga pembelian kedelai sebesar Rp 1.000 per kilogram (kg) sehingga manfaatnya dapat dirasakan secara langsung oleh perajin tahu dan tempe.

Sebelumnya, Zulkifli mengatakan pemberian bantuan kedelai belum terserap secara optimal. Ini karena belum tersedianya data sasaran penerima yang memadai dan belum adanya Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (Kopti) di seluruh wilayah.

"Pengusaha tahu tempe dapat penggantian Rp 1.000, kalau 1 ton saja sudah Rp 1 juta dan dia bikin ini, bikin itu, akhirnya bisa menghabiskan dana hingga Rp 1 juta lebih, belum nanti melalui koperasi, lama-lama berapa yang diterima?" kata Zulkifli.

Kementerian Perdagangan (Kemendag) berkomitmen untuk mendatangkan bahan baku dengan harga terjangkau, khususnya menjelang Ramadhan.

Pemerintah sudah mengimpor kedelai melalui entitas swasta, tidak melalui Bulog. Pada Ahad (15/1/2023), Mendag meninjau proses pembongkaran 56 ribu ton kedelai oleh FKS Group di Cilegon, Banten, dengan harga Rp 12 ribu per kilogram. Kedelai itu akan digunakan untuk mendukung program pemerintah penggantian selisih harga kedelai.

Sebelumnya, pada 2022 Kemendag telah melaksanakan program pemberian bantuan penggantian selisih harga pembelian kedelai sesuai hasil rapat koordinasi terbatas tingkat menteri bidang perekonomian.

Bantuan penggantian selisih harga itu diberikan kepada perajin tahu dan tempe anggota koperasi yang bergerak di bidang industri tahu dan/atau tempe di bawah naungan Gabungan Koperasi Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo). Meski demikian, Zulkifli  mengatakan aturan bantuan penggantian selisih harga tanpa persyaratan itu tengah digodok dan masih dalam tahap proses.

Secara terpisah Plt Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Kasan mengatakan program penggantian selisih harga pembelian sebelumnya merupakan upaya pemerintah dalam menjaga stabilisasi harga kedelai di tingkat perajin tahu dan tempe serta menjaga keberlangsungan usaha mereka.

"Pemerintah melalui Kemendagmemberikan bantuan penggantian selisih harga pembelian kedelai sebesar Rp 1.000 per kilogram kepada perajin melalui Kopti," ujarnya.

Kasan menjelaskan Kopti membeli kedelai dari Perum Bulog dengan harga pembelian di tingkat importir dikurangi Rp 1.000 per kilogram. Selisih Rp 1.000 per kilogram dibebankan kepada pemerintah melalui APBN.

"Jika harga kedelai di tingkat importir sebesar Rp 13 ribu per kilogram, maka Kopti dapat membeli kedelai sebesar Rp 12 ribu per kilogram ke Perum Bulog. Perum Bulog bekerja sama dengan importir untuk penyediaan kedelai bagi perajin," kata Kasan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement