EKBIS.CO, JAKARTA -- Pengamat ekonomi, Iman Sugema, mengapresiasi langkah Singapura yang menutup pasar perbankan asing. Menurut dia, Indonesia harus banyak mengikuti langkah Singapura dalam mengelola perbankan di dalam negeri.
Melalui kebijakan barunya, bank sentral singapura mensyaratkan bank asing di Singapura harus membuat badan hukum setempat. Sehingga, bank asing itu bersifat anak perusahaan, bukan cabang dari negaranya masing-masing.
Selain itu, Singapura juga mensyaratkan modal awal 1,5 miliar dolar singapura (setara Rp 12 triliun). Itu artinya, tak mungkin bagi bank dari Indonesia untuk memiliki bank di singapura.
"Itu bagus sekali di tengah ancaman krisis global yang masih akan terus mengancam," papat Iman kepada Republika Online, Selasa (24/7).
Iman menjelaskan, keterbukaan dalam sektor finansial akan meningkatkan kerentanan terhadap dunia perbankan. Jika semakin terbuka sistemnya, maka semakin tergantung pula bank dalam negeri terhadap kondisi ekonomi global.
"Kalau lebih terbuka, lebih terekspos dengan dunia luar. Susah juga buat otoritas untuk mengawasi keluar masuk uang," imbuhnya.
Ia juga mengkritisi langkah Bank Indonesia yang membuka lebar-lebar pintu investasi asing ke perbankan lokal. Bahkan, bank-bank asing juga dapat menguasai 99 persen saham bank di Indonesia.
"Itu lebih terbuka dibanding Amerika. Ekonomi kita ini ala Amerika plus plus," cetusnya