EKBIS.CO, KUWAIT CITY -- Indonesia akan terus menggenjot kerja sama bilateral dengan Kuwait. Saat ini neraca perdagangan kedua negara masih defisit di pihak Indonesia.
"Kita akan upayakan meningkatkan impor Kuwait dari Indonesia secara langsung, tidak lagi melalui pihak ketiga," kata Menko Perekonomian Hatta Rajasa saat menggelar briefing dengan Wakil Menteri ESDM Rudi Rubiandini dan Dubes RI untuk Kuwait Ferry Adamhar, di Istana Bayan, Kuwait City, Selasa (16/10).
Hatta melihat potensi kerja sama dengan Kuwait begitu besar karena sovereign wealth fund (SWH) Kuwait mengelola 200 miliar dolar AS. Bandingkan dengan anggaran untuk proyek infrastruktur Indonesia yang hanya 300 juta dolar AS. "Potensi besarnya itu bisa dilihat dari sisi investasi," kata Hatta.
Indonesia melirik dana-dana yang dikelola SWH Kuwait masuk dalam proyek pembangunan pelabuhan-pelabuhan baru maupun kawasan ekonomi khusus. Kuwait Investment Authority (KIA) merupakan lembaga yang ditunjuk untuk mengelola dana-dana hasil keuntungan minyak.
Salah satu investasi KIA adalah d Kuwait Finance House (24,5 persen), Arab Insurance (12,5 persen), Daimler AG (6,6 persen), dan Citigroup (6,0 persen).
"Kita akan manfaatkan dana-dana Kuwait itu untuk kerja sama bilateral," jelas Hatta.
Selain kerja sama investasi, Kuwait juga telah menyatakan minatnya dalam proyek-proyek energi. Salah satunya adalah pembangunan kilang minyak di Balongan. Saat ini pembangunan refinary itu masih dalam proses joint study.
"Dalam proses joint study ini akan menentukan biaya keekonomian dan kelanjutannya," kata Hatta.