EKBIS.CO, JAKARTA--Tingkat inflasi pada Oktober diprediksi stabil atau tidak naik dibandingkan September 2012. Sementara, tingkat inflasi tahunan diprediksi di angka 4,4 persen.
Inflasi pada September 2012 tercatat 0,01 persen (bulan ke bulan) sehingga secara tahunan sebesar 4,31 persen. Stabilnya tingkat inflasi tersebut dinilai Ekonom Standard Chartered, Eric Sugandi terjadi karena tak adanya tekanan internal pada harga barang.
Harga komoditas pangan yang selama ini menjadi penggerak inflasi juga sudah stabil. “Kenaikan inflasi untuk month on month bisa 0 persen karena tidak ada faktor internal depressure. Pengaruh Lebaran sudah selesai, “ ujarnya dihubungi Republika, Senin (29/10).
Tingkat inflasi inti pada Oktober 2012 diprediksi naik tipis sebesar 4,2 persen (year on year) dari September 4,12 persen. Namun, inflasi inti dilihat dari bulan ke bulan diperkirakan hanya naik 0,1 persen. “Kenaikan inflasi inti hanya karena based effect. Inflasi inti Oktober tahun lalu sangat rendah, “ ungkapnya.
Di sisi lain, neraca perdagangan pada Oktober 2012 diprediksi surplus hingga 1 miliar dolar AS. Eric mengatakan surplus neraca perdagangan tersebut terutama dipicu oleh penurunan impor. “Dari sisi ekspor naik 1 persen month on month, tetapi year to year turun sekitar 18,6 persen, “ ungkapnya.
Penurunan nilai impor tersebut terjadi lantaran pelemahan nilai tukar rupiah sepanjang Oktober 2012. Sejumlah kebijakan Bank Indonesia seperti pembatasan uang muka untuk kredit konsumsi juga memengaruhi impor.
Term deposit valas yang cenderung naik juga menunjukkan pengetatan pada kredit valas. “Kredit yang direm akan memengaruhi permintaan impor, “ ungkap Eric.