EKBIS.CO, YOGYAKARTA -- Proyeksi inflasi tinggi hingga 6,2 persen tahun depan, serta prospek pertumbuhan ekonomi global yang masih memprihatinkan membuat pemerintah perlu mencari cara untuk meredamnya. Dari sektor perbankan, salah satu caranya adalah meningkatkan kredit pembiayaan pada segmen usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan mass market.
Kepala Ekonomi PT Bank Danamon Indonesia Tbk, Anton Gunawan, mengatakan kredit segmen UKM menyumbang signifikan terhadap pertumbuhan kredit nasional. "Kredit UKM berkontribusi 57 persen pada portofolio Bank Danamon," kata Anton dijumpai di Yogyakarta, Kamis (29/11).
Kredit UMKM Bank Danamon tumbuh hingga 25 persen menjadi Rp 17 triliun. Berikutnya kredit mass market bertumbuh 14 persen tahun ini menjadi Rp 64 triliun. Sedangkan kredit wholesale banking bertumbuh 21 persen menjadi Rp 14 triliun.
Dengan meningkatnya kredit UMKM, maka ekonomi kalangan bawah akan terus naik menjadi kalangan menengah. Demikian seterusnya. Ekonom sekaligus Analis Pasar Saham Bank Danamon, Dian Ayu Yustina, mengatakan pertumbuhan domestik bruto (PDB) Indonesia didorong investasi dan konsumsi.
Kedua faktor pendorong tersebut trennya semakin positif dan semakin meningkat. "Hanya tren eskpor yang berubah, semakin turu, sehingga menekan pertumbuhan," ujar Dian dijumpai bersamaan.
Secara year on year, Dian memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini masih berkisar 6,2-6,3 persen. Dari sisi kepercayaan konsumen, Indonesia terus optimis. Indeks kepercayaan konsumen terus naik. Ekspektasi masyarakat terhadap harga terus turun. Artinya, pandangan konsumen tetap konsumtif atau terus melakukan pembelian, sehingga bisa meredam inflasi.